Sarung-sarung yang dilempar ke lautan memiliki beragam motif dan corak seperti kotak-kotak. Ada pula yang berwarna hitam, kuning dan putih. Satu-persatu sarung-sarung ini dilempar ke perairan di utara Gili Ketapang, Kecamatan Sumberasih, Kabupaten Probolinggo oleh petugas.
Ritual melempar sarung ke tengah lautan ini merupakan kebiasaan warga nelayan di Kecamatan Mayangan, Kota Probolinggo di kala nelayan setempat hilang di tengah lautan. Tujuan ritual ini sendiri tak lain agar para pemiliknya segera diketemukan, baik dalam keadaan masih hidup ataupun meninggal.
Kasatpol Air Polres Probolinggo, AKP Slamet Prayitno mengatakan, terkait proses pencarian, pihaknya kali ini melakukan penyisiran di dua titik berbeda, yaitu perairan laut Gili Ketapang dan perairan laut timur Probolinggo atau di Kecamatan Paiton.
![]() |
"Pencarian akan terus kami lakukan, hingga ada kejelasan keberadaan awak maupun kapal KM Cahaya Bahari Jaya,"kata AKP Slamet kepada detikcom, Rabu (24/10/2018).
Namun hingga hari kelima pencarian, pihaknya mengaku belum menemukan tanda-tanda kapal atau awak penumpangnya di lautan.
Seperti diketahui KM Cahaya Bahari Jaya tak diketahui keberadaannya sejak mulai berlayar untuk mencari ikan pada hari Rabu (17/10) malam. Dari 8 ABK, baru satu ABK yang ditemukan. ABK ini ditemukan dalam keadaan tewas di perairan laut Pamekasan pada hari Minggu (21/10).
Tujuh ABK yang masih hilang di antaranya Windi Budianto, Wahyu Triastanto, Samsul, Rohim, Iwan, Giman dan Marwan. (lll/lll)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini