Kapal yang ditumpangi ABK tersebut, KM Cahaya Bahari Jaya dikabarkan hilang sejak hari Sabtu (19/10) lalu. Kapal ini diketahui mengangkut 8 orang untuk berlayar mencari ikan sejak hari Rabu (17/10) malam.
Dua penumpang di antaranya diketahui merupakan kakak beradik. Keduanya merupakan putra dari pasangan Joni (55) dan Buamah (50), warga Kelurahan Mayangan, Kecamatan Mayangan, Kota Probolinggo.
Masing-masing anak mereka bernama Windi Budianto dan Wahyu Triastanto. Wahyu merupakan ABK kapal, sementara Windi adalah nahkoda kapal.
Buamah mengungkapkan, sebelum anak-anaknya berangkat berlayar, mereka sempat meminta dibikinkan mi instan. Namun yang membuat Buamah heran adalah ketika keduanya keluar rumah, sandal yang mereka pakai tertukar.
"Saat mau berangkat kemarin sandalnya tertukar pak. Saya heran kenapa bisa gitu. Lalu mereka pamit, tapi saya merasa ada yang berbeda rasanya karena pamitnya berkali-kali," ungkap Buamah kepada detikcom, Senin (22/10/2018).
Buamah pun berharap KM Cahaya Bahari Jaya segera ditemukan.
"Kemarin Windi sempat menelepon saya pak, tapi pas hari Sabtunya sudah tidak bisa dihubungi lagi," tuturnya dengan berlinang air mata.
Ketua Paguyuban Kapal Nelayan Mayangan, H Hambali memastikan KM Cahaya Bahari Jaya hanya membawa 8 awak, dari yang sebelumnya disebut membawa 9 awak.
"Sebenarnya ada 9 orang mas, tapi satu orang nggak jadi ikut," tandasnya secara terpisah.
Hal ini berarti selain kapal, masih ada 7 orang yang dinyatakan belum ditemukan keberadaannya.
Hambali menambahkan pihaknya telah berkoordinasi dengan pihak berwajib untuk mencari kapal jenis cantrang tersebut.
"Yang jelas semestinya kapal sudah pulang ke Probolinggo Minggu kemarin mas. Namun sampai saat ini, masih belum ada kejelasan," tandasnya.
Jenazah ABK yang ditemukan sebelumnya, yaitu Rohim (55) telah dimakamkan pagi ini di TPU setempat di Kelurahan Mayangan, Kecamatan Mayangan, Kota Probolinggo. (lll/lll)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini