Lantas bagaimana nasib plakat penghargaan yang diberikan oleh staf PBB palsu itu?
"Penghargaan itu saya hancurin dan saya buang," ujar Ipda Rochmat saat ditemui detikcom di Mako Brimob Detasemen C Pelopor Polda Jatim di Kota Madiun, Selasa (23/10/2018).
Ia mengaku sengaja menghancurkan plakat penghargaan tersebut sebagai bentuk kekesalan atas tindakan yang dilakukan oleh oknum yang mengaku dari PBB dan memberinya penghargaan beberapa waktu lalu.
"Ya kesal saja mas, tapi sudah saya ikhlaskan. Saya berbuat tulus ternyata ada yang melakukan demikian. Kecuali perbuatan saya ini hanya pencitraan, kami tulus dari hati yang paling dalam tanpa adanya keinginan apa," paparnya.
Kala itu, seorang mantan staf PBB bernama Lexy Leodewyk Pasulatan mengaku sebagai perwakilan dari United Nations Information Centres (UNIC) memberikan penghargaan sebagai bentuk apresiasi terhadap kepedulian sosial Ipda Rochmat yang tinggi.
Namun pascapenipuan itu, hari ini Ipda Rochmat kembali dianugerahi sebuah penghargaan. Penghargaan diberikan Lembaga Kajian Strategis Kepolisian Indonesia (Lemkapi), lembaga mitra Polri yang berperan melakukan kajian dan penelitan untuk memberikan saran serta reward kepada anggota Polri yang berprestasi.
Penghargaan diserahkan oleh Direktur Eksekutif Lemkapi Edy Saputra Hasibuan di Makomob Detasemen C Pelopor Polda Jatim di Kota Madiun. Acara itu juga dihadiri Kasat Brimob Polda Jatim, Kombes Pol I Ketut Gede Sujatmiko dan Kapolres Madiun Kota, AKBP Nasrun Pasaribu.
"Atas nama Satbrimob Polda Jatim, kami mengucapkan terimakasih kepada Lemkapi atas apresiasi yang telah diberikan. Semoga dapat menjadi motivator seluruh anggota Polri untuk bisa berbuat yang terbaik kepada masyarakat. Ipda Rochmat merupakan salah satu anggota yang patut menjadi contoh bagi semua anggota Polri karena di samping kehidupan sehari-hari masih sempat mengayomi dan menafkahi anak yatim yang membutuhkan selama 11 tahun," ujar Ketut dalam sambutannya. (lll/lll)