Netanyahu Perintahkan 'Serangan Dahsyat' ke Gaza

Netanyahu Perintahkan 'Serangan Dahsyat' ke Gaza

Lisye Sri Rahayu - detikNews
Selasa, 28 Okt 2025 23:46 WIB
Israeli Prime Minister Benjamin Netanyahu gestures during a joint press conference with U.S. Secretary of State Marco Rubio (not pictured) at the Prime Ministers Office, during Rubios visit, in Jerusalem, September 15, 2025. REUTERS/Nathan Howard/Pool
PM Israel Netanyahu (Foto: REUTERS/Nathan Howard)
Gaza -

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu memerintahkan militer untuk melancarkan serangan dahsyat ke Gaza. Israel menuduh Hamas melanggar gencatan senjata.

"Setelah konsultasi keamanan, Perdana Menteri Netanyahu menginstruksikan militer untuk segera melancarkan serangan dahsyat di Jalur Gaza," demikian pernyataan dari kantor PM Israel, seperti dilansir Al Jazeera, Selasa (28/10/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Israel menuduh Hamas merencanakan dan mengubur kembali jenazah sandera yang tersisa. Kedua belah pihak diketahui saling tuduh terkait pelanggaran gencatan senjata Gaza.

"Hamas berbohong. Mereka tahu di mana para sandera yang tersisa berada. Penggalian yang direkayasa tidak hanya merupakan penyiksaan, pelanggaran ini membahayakan gencatan senjata," kata Kementerian Luar Negeri Israel.

ADVERTISEMENT

Kemlu Israel mengklaim bahwa rekaman drone memperlihatkan Hamas memindahkan dan mengubur kembali jenazah sandera. Dia menuduh Hamas melakukan rekayasa.

"Rekaman drone menunjukkan Hamas memindahkan dan mengubur kembali jenazah - lalu merekayasa penemuan palsu untuk disaksikan Palang Merah," kata Kementerian Luar Negeri Israel.

Sebelumnya, Perdana Menteri Netanyahu mengatakan jenazah manusia yang diserahkan Hamas semalam adalah milik seorang tawanan yang jenazahnya telah ditemukan oleh pasukan Israel. Ia mengumpulkan para petinggi pertahanannya untuk memutuskan langkah Israel selanjutnya sebagai tanggapan.

Hamas Bantah Tuduhan Israel

Dalam sebuah pernyataan, Hamas menepis tuduhan Israel bahwa mereka lambat dalam melepaskan jenazah para sandera. Hamas menyebutnya sebagai upaya "tak berdasar" untuk "menyesatkan opini publik".

Hamas juga menuduh Israel menghalangi upaya pemulangan jenazah tawanan Israel. Hamas mengatakan bahwa Israel menghalangi mesin berat memasuki Gaza dan mencegah tim pencari, termasuk personel Palang Merah, mengakses area-area penting.

Kelompok itu juga menuduh Israel mencoba "mengarang dalih palsu sebagai langkah awal untuk mengambil langkah agresif baru terhadap rakyat kami yang secara terang-terangan melanggar perjanjian gencatan senjata".

"Menanggapi hal ini, kami menyerukan kepada para mediator dan pihak penjamin untuk memikul tanggung jawab mereka dalam menghadapi hambatan serius ini," kata Hamas.

Pernyataan itu menyusul klaim pemerintah Israel bahwa Hamas sengaja menunda-nunda dalam melepaskan jasad tawanan, dengan hasil terbaru yang ditemukan adalah milik seorang tawanan yang jasadnya ditemukan dua tahun lalu.

(lir/isa)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads