Sebagian petani pun mencari cara agar bawang merahnya tidak membusuk sia-sia. Mereka pun beralih menjual bawang mentahan menjadi bawang siap makan.
Seperti yang dilakukan, Nurhotimah (31) warga Desa Watuwungkuk, Kecamatan Dringu, Kabupaten Probolinggo. Guna menyiasati harga bawang murah, dia mengubah sebagian hasil panen bawang merah yang ditanam mertuanya, menjadi camilan bawang "Armos" dan bawang goreng original "Armos".
Kepada detikcom, Nurhotimah mengatakan, dengan inisiatif itu dia mampu membantu mertuanya, menjual hasil panen bawang merah dengan harga lebih tinggi. Ketimbang dijual secara mentahan.
Nurhotimah menjelaskan, dari 5 kg bawang merah mentah, dia bisa membuat 50 bungkus camilan bawang, dengan berat isi 100 gram. Sementara untuk penjualan, Nurhotimah memasarkan dengan harga Rp 13 ribu untuk camilan bawang dan Rp 10 ribu bawang goreng original.
"Yang jelas jika diolah seperti ini, lakunya lebih cepat mas dan memasarkannya pun lebih mudah," kata Nurhotimah saat ditemui di rumahnya, Rabu (10/10/2018).
Nurhotimah menyebut, atas produksi camilan bawang dan bawang goreng originalnya itu, ia mampu memasarkan ke sejumlah daerah. Bahkan hingga ke luar pulau.
"Untungnya lebih terasa mas, karena bawang olahan ini bisa terjual ke Malang, Surabaya, Kediri, bahkan pulau Bali mas," tambahnya.
Selama ini, jelas dia, peminat olahan bawang merah tertinggi berasal dari Pulau Bali. Dalam seminggu dia mampu dua kali mengirimkan camilan bawang dan bawang goreng original, ke pulau Bali. Masing-masing 100 bungkus.
Selama menjalankan inovasi 5 bulan lalu atau tepatnya sejak harga bawang merah anjlok, kata Nurhotimah, omzet yang diterima per bulan Rp 2-3 juta/bulan. Harga bawang sendiri semula Rp 30 ribu/kg, kini menjadi Rp 5 ribu/kg.
Saksikan juga video 'Panen Raya Bawang Merah di Cirebon':
(fat/fat)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini