Harga Bawang Merah di Probolinggo Anjlok, Ini Penyebabnya

Harga Bawang Merah di Probolinggo Anjlok, Ini Penyebabnya

M Rofiq - detikNews
Senin, 08 Okt 2018 15:23 WIB
Foto: M Rofiq/File
Probolinggo - Harga bawang di Pasar Bawang Dringu, Kabupaten Probolinggo, sejak beberapa hari terakhir anjlok di angka Rp 5 ribu/kg, Senin (8/10/2018).
Murahnya harga bawang terjadi lantaran pasokan hasil panen bawang dari petani melimpah dan membanjiri pasaran.

Sementara permintaan bawang merah di pasaran, masih stagnan dan cenderung menurun. Kondisi tersebut, membuat jual beli bawang merah antara pedagang dan konsumen tidak stabil.

Pedagang Bawang, Muhammad Ridho mengatakan, murahnya harga bawang disebabkan berkurangnya pengiriman bawang ke luar daerah.

Kondisi itu, membuat pasokan hasil panen bawang merah dari petani, banyak yang tertahan di pasaran. Sehingga agar tetap laku, pedagang menjualnya dengan harga murah

"Meski bawang merah dari Probolinggo kualitasnya baik, namun peminatnya di luar daerah menurun pak," kata Ridho.

"Saat ini panen bawang merah berlangsung serentak, daerah Bima juga panen bawang merah, serta dikirim juga ke luar daerah seperti Surabaya," tambahnya.

Ridho menyebut, kondisi itu membuat penjualan bawang merah asal Probolinggo, kalah dengan bawang merah asal Bima.

"Banyak tengkulak luar daerah lebih membeli bawang merah asal Bima, karena harganya lebih murah pak yakni, sekitar Rp 4.500/kg," terang Ridho.

Ridho berharap pemerintah segera menstabilkan harga bawang merah, guna menghindari pedagang merugi.

"Kalau banyak yang tak terjual, kami merugi pak. Karena bawang itu, setiap harinya beratnya menurun. Misal ada 1.000 kg bawang merah tersimpan, lewat sehari bisa turun jadi 700 kg," tandasnya.

Sedangkan kondisi tak menguntungkan juga dialami Sutek, seorang petani bawang merah, Kelurahan Pakistaji, Kecamatan Wonoasih, Kota Probolinggo .

Sutek mengatakan, dari lahan tanaman bawang merahnya seluas 100x15 meter persegi, dia merugi dan tak balik modal.

"Merugi pak, karena harga jualnya anjlok saat ini. Dari modal Rp 13 juta, saya cuman dapat penghasilan Rp 2 juta saja," ujar Sutek.

"Hasilnya tidak bisa mencukupi, belum dipotong biaya perawatan dan obat-obatan hama sebesar Rp 20 ribu sekali semprot. Semoga ada perhatian lah dari pemerintah, kepada nasib petani," harapnya.


Simak Juga 'Harga Bawang Anjlok, Pedagang Menjerit':

[Gambas:Video 20detik]


(fat/fat)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya
Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.