Harga bawang merah saat ini menyentuh angka Rp 5 ribu per kilogram di tingkat petani. Merosotnya harga bawang itu membuat para petani tak bisa menikmati untung dari hasil panennya, bahkan merugi puluhan juta rupiah.
Petani setempat, Ikhsan Wahyudi (40) mengatakan, merosotnya harga bawang merah, membuat para petani termasuk dirinya tak dapat menikmati hasil panen saat ini.
Pasalnya harga bawang kualitas super saja, hanya dihargai Rp 10 ribu perkilogram. Ikhsan menyebut, jika besaran harga itu, tak cukup menguntungkan bagi petani.
"Sekarang bawang kualitas biasa Rp 5 ribu per kilogram, yang bagus Rp 10 ribu, jadi untungnya gak ada kalau ditotal dengan biaya tanam, perawatan, dan obat hama," kata Ikhsan kepada detikcom, Selasa (9/10/2018).
"Oleh karenanya, kami para petani di sini menggelar doa bersama dan selawat, mengharap berkah sang ilahi," kata Ikhsan.
Atas merosotnya harga bawang merah, Ikhsan berharap pemerintah bisa membantu para petani, memasarkan hasil panennya ke sejumlah daerah.
Para petani gelar doa dan selawat bersama (Foto: M Rofiq) |
"Saya harap pemerintah bisa menampung, hasil panen petani melalui bulog, untuk nantinya diekspor ke luar negeri guna mendongkrak harga jual,"tandasnya.
Pengurus Asosiasi Petani Bawang Merah Kabupaten Probolinggo Sugeng Nufindarko mengatakan merosotnya harga jual bawang merah, disebabkan melimpahnya pasokan bawang merah saat ini.
Panen raya bawang merah, yang berlansung bersamaan saat ini, membuat stok berlebihan hingga mempengaruhi harga jual.
"Guna mengatasi kondisi itu, perlunya aturan tata niaga yang dapat mengontrol harga jual bawang merah saat panen raya. Ketika aturannya sudah jelas, tidak akan ada lagi petani buntung karena harga jualnya murah,"jelas Sugeng.
Sementara Kapolres Probolinggo AKBP Fadly Samad yang turut hadir dalam acara doa dan selawat bersama mengatakan pihaknya akan secara rutin turun ke lapangan (pasar bawang) guna membantu pengawasan harga.
Kapolres juga menyebut jika harga bawang kembali stabil, pihaknya akan membantu petani membentuk koperasi. Koperasi itu nantinya bisa menjadi wadah petani dalam menyampaikan aspirasinya kepada stakeholder terkait atau bupati, saat harga merosot.
"Yang jelas kami akan bantu pengawasan, agar tidak ada permainan harga bawang di pasaran, utamanya masalah plasi bawang," kata Fadly. (iwd/iwd)












































Para petani gelar doa dan selawat bersama (Foto: M Rofiq)