Keracunan Massal di Mojokerto, Air Tanah Warga juga Diperiksa

Keracunan Massal di Mojokerto, Air Tanah Warga juga Diperiksa

Enggran Eko Budianto - detikNews
Senin, 08 Okt 2018 16:32 WIB
Petugas puksesmas mengambil sampel air tanah di rumah warga. (Foto: Enggran Eko Budianto)
Mojokerto - Penyebab keracunan massal di Mojokerto hingga kini masih diselidiki. Petugas Dinas Kesehatan kembali turun ke lokasi untuk memeriksa air tanah warga.

Pengambilan sampel air tanah warga dilakukan petugas Puskesmas Gondang. Setidaknya ada 10 rumah warga Dusun Sukomangu, Desa Karangkuten, Gondang yang diambil sampel airnya, termasuk air tanah dari rumah Ali Mustofa (39), warga yang membuat nasi berkat.

Sampel air diambil menggunakan botol khusus. Air juga diambil dari keran yang dialirkan langsung ke botol.


Kepala Puskesmas Gondang dr Nunun Agung Lubiantoro mengatakan, pengecekan air tanah warga ini untuk memastikan kemungkinan adanya penyebab lain keracunan massal di Dusun Sukomangu selain dari nasi berkat yang dimakan para korban.

"Takutnya air tanah yang dipakai memasak nasi berkat mengandung bakteri E-coli melebihi ambang batas sehingga ada gejala keracunan," kata dr Nunun saat dihubungi detikcom, Senin (8/10/2018).


Berbeda dengan sampel makanan dan swap korban yang diperiksa di laboratorium di Surabaya, sampel air tanah ini akan diperiksa kandungannya di Labkesda Kota Mojokerto.

"Hasilnya keluar seminggu lagi. Sampel ditanam di media agar-agar supaya tumbuh bakterinya jenis apa, juga apakah melebihi ambang batas atau tidak," ungkapnya.

Jika kandungan bakteri E-coli di dalam air tak melebihi ambang batas, lanjut dr Nunun, maka penyebab keracunan massal di Dusun Sukomangu mengerucut pada nasi berkat yang dibuat keluarga Ali Mustofa.

"Kalau tinggi bakterinya di air, maka dicari sumber kontaminasinya, misalnya dari limbah kotoran ternak atau saluran pipa yang berkarat," tandasnya.


Diberitakan sebelumnya, keracunan massal terjadi di Dusun Sukomangu pada Kamis (4/10) malam. Hasil pendataan petugas Puskesmas Gondang, korban keracunan ini mencapai 77 orang.

Para korban mengeluh pusing, mual, muntah dan diare setelah mengonsumsi nasi berkat dari acara tahlil di rumah salah satu warga bernama Ali Mustofa.

Kebetulan makanan tersebut dimasak sendiri oleh keluarga Ali. Mereka membuat 127 porsi berkat yang dibagikan ke 112 jamaah tahlil dan tetangga sekitar rumah mereka. Dilaporkan 146 orang memakan nasi berkat tersebut.


Saksikan juga video 'Tujuh Orang Tewas Keracunan Asap Genset di Malang':

[Gambas:Video 20detik]

(lll/lll)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya
Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.