"Hasil pendataan sementara yang kami lakukan, jumlah korban sampai saat ini 46 orang. Mereka mengalami gejala keracunan berupa pusing, mual, muntah dan diare," kata Kepala Puskesmas Gondang dr Nunun Agung Lubiantoro kepada detikcom di rumah salah seorang korban keracunan, Jumat (5/10/2018).
Puluhan korban keracunan massal imi mulai dari usia anak-anak, wanita dan pria dewasa, hingga remaja. Diduga mereka mengalami gejala keracunan setelah memakan nasi berkat acara tahlil di rumah Ali Mustofa (39), warga Dusun Sukomangu.
"Semua korban mengalami gejala keracunan setelah memakan berkat. Isinya nasi, mi, tahu goreng, sambal goreng buncis wortel, perkedel dan ayam bali," ungkapnya.
Acara tahlil yang digelar di rumah Mustofa pada Kamis (4/10) merupakan pengajian rutin sebulan sekali yang digelar secara bergilir di Dusun Sukomangu. Setelah khotmil Alquran pagi sampai siang, sore harinya sekitar pukul 16.00 WIB, dilanjutkan tahlil hingga pukul 16.30 WIB.
Baca juga: Warga Nagrak Sukabumi Keracunan Massal |
![]() |
Tuan rumah saat itu menyiapkan 127 berkat yang dibagikan ke 112 jamaah tahlil dan tetangga dekat. Pada waktu hampir bersamaan pada Kamis malam, warga yang menyantap berkat merasakan pusing, mual, muntah dan diare.
Para korban pun dilarikan ke RS Sumberglagah, Pacet dan Puskesmas Jatirejo untuk mendapatkan perawatan medis. Saat ini tinggal 2 korban yang menjalani rawat inap. Mereka adalah Mujiati (44), dirawat di RS Sumberglagah dan Disti (7), di Puskesmas Jatirejo.
"Sedangkan 44 orang lainnya menjalani rawat jalan setelah mendapatkan penanganan medis," terang dr Nunun.
Dia menambahkan, tak menutup kemungkinan jumlah korban keracunan massal ini jauh lebih besar. Pasalnya, setiap porsi berkat sebagian besar dimakan oleh lebih dari satu orang.
"Ini kami masih melakukan pendataan untuk memastikan jumlah korban sesungguhnya," tandasnya. (fat/fat)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini