50 Desa yang mengalami krisis air bersih tersebar di 15 kecamatan. Masing-masing 1 desa di Kecamatan Temayang, Sukosewu, Boureno dan Dander.
5 Desa ada di Kecamatan Sumberejo, 2 desa di Kecamatan Ngraho, 4 desa di Kecamatan Kasiman, 3 desa di Kecamatan Bubulan, 2 desa di Kecamatan Ngambon, 3 desa di Kecamatan Tambakrejo. Masing-masing 8 desa di Kecamatan Sugihwaras dan Ngasem, 3 desa di Kecamatan Purwosari dan 6 desa di Kecamatan Kepohbaru.
Plt Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bojonegoro Nadif Ulfia mengatakan, sejauh ini bantuan air bersih telah digelontorkan ke 50 desa yang krisis air bersih.
"Ini sudah 193 rit air bersih kami kirim ke desa-desa yang kekeringan. Saat ini ada 50 desa yang terdampak kekeringan dan sulit air. Jika hujan masih lama, warga yang butuh air akan bertambah," kata Ulfia kepada detikcom dikantornya,Rabu (3/10/2018).
Ulfia menjelaskan, berdasarkan prediksi BMKG, hujan akan turun pada November. Kendati begitu, pihaknya mengimbau warga terdampak kekeringan agar tak resah.
"Alokasi di BPBD pada tahun 2018 ini 500 rit air bersih. Jadi, warga tak perlu resah. Droping air terus kami lakukan selama masyarakat membutuhkan," tegasnya.
Untuk memudahkan distribusi bantuan air bersih, BPBD Bojonegoro mengimbau warga yang membutuhkan air bersih untuk berkoordinasi dengan pemerintah desa menentukan titik droping air.
Selain menjatah droping air bersih secara bergantian, BPBD juga akan melakukan pengeboran sumur pada lokasi yang diperkirakan terdapat sumber air. (fat/fat)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini