Seperti yang dilakukan Siswandi (42), produsen tahu di Desa Ngares, Kecamatan Kemlagi, Kabupaten Mojokerto. Menurutnya, harga kedelai sudah naik sejak sepekan terakhir, yaitu dari kisaran Rp 6.500-6.800/kg menjadi Rp 7.400/kg.
Untuk memastikan produk tahunya terjaga, bapak dua anak ini memilih menggunakan kedelai impor dari Amerika Serikat. Tak ayal dengan melemahnya Rupiah di angka Rp 14.973 per USD, harga komoditas pangan itu pun melonjak.
"Kalau sebelumnya saya belanja kedelai 30 kg per hari, saat ini hanya 25 kg. Karena harganya semakin mahal," kata Siswandi kepada wartawan, Kamis (6/9/2018).
Agar tak rugi, Siswandi terpaksa mengurangi ukuran tahu buatannya. Ia enggan menaikkan harga jual tahu lantaran khawatir akan semakin ditinggalkan pembeli.
"Kalau harga tahu saya tetap Rp 1.000 per biji. Hanya irisannya saya kecilkan," terangnya.
Kendati tak menaikkan harga tahu, Siswandi mengeluh sudah kesulitan menjual produknya karena ukuran tahunya saat ini membuat pembeli kecewa.
"Penjualan semakin sulit soalnya pembeli minta tahu yang besar seperti biasanya," ungkapnya.
Siswandi kini berharap pemerintah segera mengatasi pelemahan Rupiah terhadap USD. "Semoga harga kedelai segera turun seperti sebelumnya," tandasnya.
Tonton juga 'Pajak Impor 1.174 Barang Konsumsi Naik Hingga 10%':
(lll/lll)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini