Kedatangan mereka di Probolinggo adalah untuk mengecek kondisi terkini dari 21 penumpang KLM Wahyu Ilahi yang terbakar di perairan Flores, 30 Agustus lalu, sekaligus menjemput mereka.
Kasi Kedaruratan BPBD Janeponto, Mus Mulyadi menyampaikan, para penumpang tersebut akan dipulangkan ke Jeneponto dengan mengendarai transportasi udara. Alasannya agar mereka tidak trauma.
"Awalnya kami berencana memulangkan dengan kapal laut, namun demi menjaga keselamatan dan mencegah mereka trauma, pemulangan akhirnya menggunakan pesawat," tandas Mus kepada wartawan, Selasa (4/9/2018).
Ke-21 penumpang dan awak kapal KLM Wahyu Ilahi 02 itu akan dipulangkan ke kampung halaman mereka pada hari Rabu (5/9/2018) esok. Namun petugas masih berupaya mengatur perjalanan mereka.
"Untuk pemulangan para korban besok Rabu, kita masih tunggu jadwal dari pihak travel kapan waktunya dilakukan," tambah Mus.
Mus menjelaskan, untuk teknis pemulangannya, dari Probolinggo, para korban kapal terbakar itu akan diangkut terlebih dahulu dengan bus menuju Bandara Juanda Surabaya.
Barulah setiba di Surabaya, para korban akan diangkut dengan pesawat ke Makassar.
Sementara itu, setelah 3 hari berada di penampungan, kondisi kesehatan para korban kini berangsur normal dan mereka dilaporkan sudah bisa beraktivitas seperti biasa.
Seperti diutarakan oleh salah satu penumpang, Chichi. Ia mengaku kondisi tubuhnya sudah pulih, meski masih merasa sedikit lemas.
"Syukur sudah sehat pak kondisinya. Pengennya cepat pulang biar kumpul sama keluarga lagi," tuturnya.
Diberitakan sebelumnya, KLM Wahyu Ilahi 02 terbakar di perairan Flores pada tanggal 30 Agustus 2018 pagi dalam perjalanan dari NTT ke Jeneponto, Sulawesi Selatan. Beruntung setelah kapal terbakar habis, para penumpang berpapasan dengan kapal nelayan tujuan Probolinggo yang kemudian menyelamatkan mereka. (lll/lll)