Ketua Asosiasi Petani Tembakau Indonesia (APTI) Probolinggo Achmad Mudzakir mengatakan tingginya harga tembakau dikarenakan berkurangnya areal tanaman tembakau di Kabupaten Probolinggo.
"Dari target areal tanam seluas 10.774 hektare, tahun ini realisasinya hanya sekitar 9.000 hektare, dan itu berdampak pada mahalnya harga tembakau," ujar Achmad, Senin (27/08/2018).
Hal senada disampaikan H Muzammil selaku Sekertaris APTI Jatim. Muzammil menyampaikan harga daun tembakau untuk golongan tengah yang masuk kategori bagus kemungkinan akan menyentuh harga Rp 43-45 ribu per kilogram. Padahal tahun lalu hanya Rp 30 ribu per kilogram. Pasalnya harga jual daun tembakau saat ini, untuk jenis daun kualitas rendah (kato'an), sudah menyentuh angka 37 ribu per kilogram.
"Daun tembakau bagus, banyak di tengah. Insyallah nanti harganya pasti lebih bagus, karena kualitasnya baik," jelas Muzammil.
![]() |
Kondisi itu direspon positif oleh Saiful, salah seorang petani tembakau asal Kecamatan Krejengan, Kabupaten Probolinggo.
Ia mengaku senang dan bersyukur, atas tingginya harga daun tembakau, seiring pabrikan yang mulai membuka masa pembelian tembakau petani.
"Saya menjual hasil panen tembakau kepada pedagang, atau pengepul dengan harga Rp 37 ribu per kilogram. Dan itu harga jualnya sudah tinggi," ungkapnya.
"Tentunya ini berkah tersendiri, bagi kami petani tembakau di Kabupaten Probolinggo," tandas Saiful. (iwd/iwd)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini