Mendikbud datang langsung ke Kota Probolinggo pada hari Minggu (19/8/2018) untuk menuntaskan persoalan ini.
Setibanya di Kota Probolinggo, Mendikbud mendapatkan paparan tentang kronologi adanya barisan pawai siswa TK Kartika V-69 yang mengenakan cadar dan 'bersenjata' dari Kapolresta Probolinggo, AKBP Alfian Nurrizal dan Dandim 0820 Probolinggo Letkol Depri Rio Saransi. Pertemuan ini juga dihadiri jajaran Dinas Pendidikan Kota Probolinggo.
Dari hasil penelusuran polisi, foto barisan pawai TK Kartika V-69 yang viral di media sosial adalah foto yang tidak utuh.
"Ini foto yang terpotong. Jika dilihat secara utuh, menampilkan barisan yang menunjukkan simbol-simbol Islam dan kerajaan Arab Saudi," terang Alfian kepada Mendikbud, Minggu (19/8/2018).
Nampak dari beberapa slide foto dan video yang diperlihatkan Alfian kepada Mendikbud, bila dilihat secara utuh, TK Kartika V-69 menampilkan barisan yang menunjukkan simbol-simbol islam dan kerajaan Arab Saudi.
Di barisan pertama, ada barisan yang membawa miniatur Ka'bah, diikuti kereta yang menggambarkan barisan kerajaan Arab Saudi dan di paling belakang adalah barisan pengawal kerajaan. Barisan pengawal kerajaan inilah yang mengenakan jubah dan cadar hitam serta menenteng replika senjata.
"Jadi jelas foto yang viral di jejaring media sosial 'Facebook' itu merupakan foto yang terpotong, dan bukan seutuhnya," ungkap Alfian.
Ia pun mengungkapkan bahwa jika dilihat secara utuh, maka barisan pawai TK Kartika V-69 itu tidak memperlihatkan unsur penyebaran paham radikalisme atau terorisme.
Dandim 0820 Probolinggo yang menaungi TK Kartika V-69 juga merinci keterangan tentang kostum yang dipakai para siswa TK Kartika V-69 saat menjadi peserta pawai kemerdekaan RI yang menuai kontroversi.
"Kostum yang digunakan untuk pawai kali ini sebetulnya pernah dipakai saat lomba drum band lalu. Jadi kostum tersebut sudah dua kali diketahui publik," ujar Letkol Depri Rio Saransi.
Setelah mendengarkan penjelasan Kapolresta dan Dandim 0820 Probolinggo, Mendikbud pun sepakat jika foto itu tidak memperlihatkan adanya unsur penyebaran paham radikalisme.
"Jadi saya tegaskan bahwa peristiwa karnaval itu sebetulnya tidak ada yang luar biasa," kata Mendikbud.
"Temanya itu menurut saya perjuangan umat islam dalam kemerdekaan Indonesia. Ada bendera merah putihnya, kemudian ada Ka'bah. umat islam itu punya andil kalau saya interpretasi gitu, kemudian di belakangnya ada pasukan itu. Tapi kemudian yang jadi kontroversi yang di belakang itu karena tidak dilihat depannya," tambahnya.
Kendati demikian, Mendikbud mengimbau semua pihak, terutama para guru dan kepala sekolah untuk lebih berhati-hati dalam memberikan sesuatu kepada anak didik.
"Tentunya kita harus cermat memberikan sesuatu kepada anak ataupun siswa, harus proporsional. Kapan anak didik itu harus dikenalkan dengan properti-properti tertentu, dan yang mana yang belum waktunya diperkenalkan. Dan yang pasti, ini menjadi pembelajaran bagi kita semua," tandasnya.
Seusai pertemuan, Mendikbud berkunjung ke TK Kartika V-69. Mendikbud juga memberikan bantuan berupa dana sebesar Rp 25 juta kepada sekolah yang terletak di dalam area Makodim 0820 Probolinggo ini.
"Lucu ya seharusnya diberi sanksi dan teguran, malah diberi bantuan. Biar sanksi dan teguran urusan Dinas Pendidikan Kota Probolinggo," ujarnya sebelum memberikan bantuan.
Mendikbud menekankan sanksinya hanya berupa peringatan karena tidak ditemukan unsur kesengajaan dan menjadi pembelajaran bagi semua pihak.
"Kalau untuk sanksi, mungkin sebatas peringatan saja kepada pihak kepala sekolah agar ke depan tidak mengulanginya lagi," tambahnya.
Ia pun meluruskan persepsi yang beredar terkait foto viral tersebut. "Kepada siapapun yang masih ada masalah, jadi saya luruskan, tidak ada kaitan sama sekali antara niat sekolah terutama untuk memberikan ajaran-ajaran yang mengarah ke pemahaman-pemahaman yang berbahaya tapi semata di luar perhitungan bahwa ada efek seperti itu karena memanfaatkan properti yang sudah ada untuk meramaikan HUT RI ke-73. Kejadian ini diambil hikmahnya saja," tutupnya.
Tonton juga video: 'Ada Karnaval TK Bercadar dan 'Bersenjata' di Probolinggo'
(lll/lll)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini