Keseharian Noviani Aliyatur Roviah (17) pelajar SMAN Kedungpring, Lamongan, ini tidak ada yang berbeda dengan pelajar lain seusianya. Pelajar asal Desa Mekanderejo ini menyimpan segudang prestasi.
"Awal mengenal olahraga Jujitsu sewaktu SMP, saat itu, saya sendiri merasa ngeri kalau mengikuti latihan karena ada pukulan, tendangan sampai bantingan," kata Noviani kepada wartawan menceritakan awal mulanya ia tertarik Jujitsu.
Ketakutan itu memang beralasan, karena saat itu Noviani takut bantingan, pukulan dan tendangan. Dia menganggap itu akan mencederainya. Apalagi, Noviani adalah seorang perempuan.
"Berkat dorongan orang tua, akhirnya saya berani dan sering ikut turnamen, hingga menjadi juara," katanya.
Berbekal dorongan dan keinginan kuat, putri pasangan Munawar dan Asih ini memberanikan diri untuk meneruskan kegiatan olahraga itu. Noviani yang memulai debutnya sebagai atlet Jujitsu tahun 2016 mengaku sempat bimbang dan ragu saat masuk arena.
Dia mengaku, tahun 2016 dirinya mengikuti kejuaraan tingkat provinsi untuk kelas berat 45 kg ke bawah di Ngawi. "Sempat bimbang dan ragu saat mau masuk arena, karena lawan saat itu tinggi besar," kenang Noviani yang akhirnya bisa menyabet juara 3 di kejuaraan tersebut.
Dari tahun 2016, lanjut Noviani, sejumlah kejuaraan Jujitsu sudah dilakoni. Bahkan, dalam 2 tahun, dirinya sudah meraih empat kali juara tingkat nasional dan satu kali juara tingkat provinsi. Tak hanya itu saja, Noviani yang sepanjang tahun 2017 mengikuti 3 turnamen, juga berhasil mendapatkan tiga kali juara berada. Ketiga kejuaraan tersebut, aku Noviani, adalah juara 3 di Jakarta, Juara 2 di Ponorogo dan Ngawi.
"Untuk tahun 2018 ini, mengikuti perlombaan klas bebas dan Alhamdulillah mendapatkan juara 1 tingkat nasional," jelas Noviani.
Lalu, apa kunci dan strategi Noviani hingga bisa menjadi juara? Noviani mengungkapkan, saat pertandingan, tentunya harus memperhatikan serangan dari lawan. Serangan ini, kata Noviani, tidak dihadapi dengan kekuatan. Tapi dengan cara menipu lawan agar daya serangan tersebut dapat digunakan untuk mengalahkan dirinya sendiri.
"Saya lebih senang saat pertandingan menggunakan teknik bantingan ke depan serta melakukan kunci leher dengan cepat," bebernya
Sementara persiapan sebelum bertanding yang dilakukan Noviani, berlatih di rumah dan sekolah. Satu bulan sebelum bertanding, terang Noviani, sudah mempersiapkan pernapasan dan lari-lari kecil mengelilingi desa setiap hari hingga satu jam lamanya. (fat/fat)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini