Mayjen Bambang menyatakan apresiasinya atas perubahan yang dilakukan Banyuwangi dalam beberapa tahun terakhir.
"Dulu Banyuwangi menjadi salah satu wilayah tempat saya latihan seperti di Muncar, Srono, Pesanggaran, dan Selogiri. Setelah sekian lama, saat ini Banyuwangi sudah sangat berubah. Perubahannya nyata, luar biasa, termasuk pelayanan publiknya. Tadi saya ke Mal Pelayanan Publik, ini bagus karena warga dibantu mengakses pelayanan dengan mudah," kata Bambang kepada wartawan, Selasa (7/8/2018).
Mal Pelayanan Publik Banyuwangi sendiri beroperasi sejak 2017, dan kini melayani 173 jenis dokumen/perizinan dalam satu tempat. Itu merupakan mal pelayanan publik pertama yang dibangun pemerintah kabupaten di Indonesia.
Bambang melanjutkan perubahan yang terjadi di Banyuwangi memberinya inspirasi tentang kemampuan manajemen sebuah organisasi.
"Saya banyak dapat inspirasi bagaimana me-manage organisasi, me-manage orang-orang yang bekerja bersama kita. Aspek leadership di Banyuwangi berperan nyata, kepemimpinan yang mampu menggerakkan," kata Bambang.
Dan dampak dari manajemen serta kepemimpinan yang baik itu, terukur dalam berbagai hasil pembangunan di Banyuwangi yang terus meningkat.
Dalam kesempatan tersebut, Mayjen Bambang juga mengingatkan kembali akan bahaya radikalisme yang harus diwaspadai oleh seluruh lapisan masyarakat. Jangan sampai perbedaan agama, suku bangsa hingga cara berpakaian membuat perpecahan dan tumbuhnya benih radikalisme di masyarakat.
"Caranya kita harus menjaga kesatuan dan persatuan antar warga negara. Saling peduli dan waspada dengan sesama," pungkas Bambang. (iwd/iwd)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini