"Jadi kita bisa lihat bersama ada galian yang cukup lebar yang dalam banget dan membahayakan bagi warga jika ingin melihat terowongan kecil itu yang diduga ada guanya. Menurut warga dan orang tua di sini, itu kalau musim hujan ada airnya. Jadi kami putuskan untuk ditutup saja karena sangat berbahaya lokasinya," ujar Kapolres Tuban AKBP Nanang Haryono di lokasi, Sabtu (4/8/2018).
Untuk menuju ke lubang menuju gua, seseorang memang harus melewati jalan tidak lebar, Di tepinya yang tidak berpagar, menganga lubang super besar hasil galian batu kapur yang dalamnya sekitar 10 meter.
Untuk ke bawah, ada sebuah tangga berundak kecil tanpa pegangan yang membawa menuju ke bawah. Tangga itu buatan para petambang agar bisa ke bawah untuk mengambil atau menggergaji batu kumbung (kapur). Tambang batu kapur itu milik Keluarga Totok Sugianto (24).
![]() |
Selain kapolres Tuban, di lokasi juga ada Camat Semanding yang juga sepakat areal menuju gua ditutup terlebih dahulu karena sangat rawan lokasinya. Sementara itu warga sekitar masih banyak yang ingin melihat temuan goa tersebut meski telah dipasang garis polisi.
Gua itu ditemukan secara tak sengaja. Saat sedang menambang, Totok dan temannya mendengar ada angin dari lubang di balik batu bekas digergaji. Setelah lubang diperbesar, ternyata ada rongga di dalam tanah. Totok dan temannya memutuskan masuk ke rongga bawah tanah itu.
Di dalamnya ternyata ditemukan hamparan rongga gua yang luas. Lorong gua sendiri terbentang hingga sekitar 200 meter panjangnya. Karena khawatir dengan kondisi yang gelap dan sulitnya oksigen yang membuat dirinya sulit bernafas, Totok dan temannya akhirnya kembali keluar dan menceritakan apa yang dialaminya kepada warga. Totok menyebut gua itu penuh dengan stalagtit. (iwd/iwd)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini