Sang ibu, Kastin mengisahkan putranya lumpuh sejak kecil. Kondisi ini terjadi karena kelainan saraf tulang ekor Faris sehingga ia tak mampu berjalan seperti anak-anak seusianya.
"Anak saya ini mengalami kelainan sejak bayi usia satu tahun. Saat itu Faris sudah tidak bisa berjalan seperti anak-anak lainnya," terang Kastin saat ditemui detikcom di rumahnya, Selasa (31/7/2018).
Kendati demikian, Faris tak pernah absen belajar. Setiap hari, Faris yang duduk di bangku kelas 6 SDN Warungering ini meminta diantarkan ke sekolah dan dijemput ketika jam sekolah usai.
"Kalau tidak diantar, anak saya ini bisa nangis seharian, merajuk untuk diantarkan ke sekolah," aku Kastin.
Faris biasanya berangkat ke sekolah dengan diantar oleh kakaknya dan dijemput oleh sang ibu.
Anak bungsu dari tiga bersaudara ini mengaku ingin rajin belajar karena bercita-cita menjadi seorang polisi. Dan ketika ditanya apa pelajaran kesukaannya, Faris mengaku bila ia paling senang belajar bahasa Inggris. "Saya ingin jadi polisi," terangnya.
Kepala SDN Warungering di mana Faris bersekolah, Djiman, mengaku kondisi fisik murid kelas 6 itu tidak berdampak pada kegiatan belajar-mengajar yang diikutinya. Sebab Faris masih bisa menulis.
Prestasi akademik Faris juga cenderung rendah, diduga karena kondisinya. Namun Djiman mengakui Faris adalah anak yang rajin.
"Semangat belajarnya tinggi meski dalam kondisi keterbatasan," ungkapnya.
Beruntung teman-teman Faris di sekolah juga memberikan perhatian lebih kepadanya, apalagi ia tak bisa banyak beraktivitas. "Kalau main ya biasanya sama teman-temannya yang datang ke sini," ujar Kastin.
Untuk membeli mainan atau jajan, Faris biasanya akan meminta tolong kepada teman-temannya. "Faris ini memang paling senang main mobil-mobilan, bahkan uang jajannya sering dipakai untuk beli mainan," tambahnya.
Tonton juga video: 'Bocah Lumpuh Kaya Prestasi dari Soreang'
(lll/lll)