Ibunda Deni, Parti (46) mengaku anaknya sejak lama dirujuk oleh dokter RSUD Jombang ke RSU dr Soetomo, Surabaya. Namun, dia mengakui tak pernah membawa buah hatinya itu ke rumah sakit lantaran tak mempunyai biaya.
Jika di Jombang pengobatan Deni masih dibiayai Pemda, lain halnya dengan di Surabaya. Parti harus menanggung sendiri biaya pengobatan putranya karena tak mempunyai BPJS Kesehatan maupun KIS.
"Saya tak ada biaya, hanya obat jalan sama terapi di Jombang," kata Parti kepada wartawan di rumahnya, Desa Sentul RT 10, RW 4/Blok IV, Kecamatan Tembelang, Jombang, Sabtu (21/7/2018).
Menjadi tulang punggung keluarga, penghasilan Parti sangat minim. Profesinya sebagai buruh rumah tangga, hanya dibayar Rp 100 ribu/minggu. Sementara sang suami meninggal saat Deni duduk di bangku TK.
Tonton juga video: 'Pria Lumpuh Hidup Sebatang Kara, Berharap Bantuan Tetangga dan Dermawan'
"Saya berharap anak saya diberi kesembuhan," cetusnya.Kepala Desa Sentul Sugiono membenarkan selama ini Deni belum menerima KIS. "Kebetulan anak ini belum dapat KIS. Kami ingatkan lagi Dinas Kesehatan supaya dipercepat. Sudah setahunan kami usulkan," terangnya.
Selain mengajukan KIS, Sugiono mengaku berupaya mencarikan donatur untuk membantu biaya pengobatan Deni. Selama ini santunan dari organisasi di desa setempat hanya cukup untuk biaya makan Deni dan keluarganya.
"Kami berharap ada dermawan yang terketuk hatinya untuk membantu Deni," tandasnya.
Badan Deni Saputra terlihat seperti remaja biasa. Namun, kedua kaki dan tangannya nyaris tinggal tulang dan kulit. Fisik remaja 16 tahun ini lumpuh sejak 9 tahun yang lalu.
Jangankan berjalan, untuk duduk saja Deni tak mampu. Dia hanya terkulai lemas di atas ranjang. Remaja ini terpaksa putus sekolah.