Ribuan Siswa Baru di Mojokerto Gigit Jari Belum Dapat Seragam Gratis

Ribuan Siswa Baru di Mojokerto Gigit Jari Belum Dapat Seragam Gratis

Enggran Eko Budianto - detikNews
Senin, 30 Jul 2018 09:49 WIB
Kadis Pendidikan Kota Mojokerto tunjukkan contoh kain seragam gratis/File
Mojokerto - Sepekan tahun ajaran baru, 5.964 siswa baru tingkat SD dan SMP sederajat di Kota Mojokerto belum bisa merasakan seragam gratis. Proses pengadaan kain seragam ini baru tuntas pertengahan September 2018. Sehingga para siswa terpaksa membeli seragam sekolah dengan biaya sendiri.

Kepala Dinas Pendidikan Kota Mojokerto Amin Wachid mengatakan lelang pengadaan kain seragam gratis bagi siswa baru tingkat SD dan SMP sederajat baru tuntas. Hari ini pemenang lelang CV Ada Nada dijadwalkan menandatangani kontrak kerja dengan Pemkot Mojokerto.

Perusahaan asal Sidoarjo ini menang dengan harga penawaran Rp 1,78 miliar. Nilai tersebut jauh lebih rendah jika dibandingkan anggaran yang disiapkan Pemkot Mojokerto Rp 2,3 miliar.

Padahal sejak 16 Juli lalu, para peserta didik baru telah masuk ke sekolah. Tak pelak program seragam gratis lagi-lagi tidak tepat tujuan. Pasalnya, para siswa terpaksa harus membeli seragam dengan biaya sendiri.

"Karena keterlambatan memulai proses pengadaan, kami baru mulai Mei 2018. Namun, sudah lebih cepat dari tahun lalu yang dibagikan November," kata Amin saat dihubungi detikcom, Senin (30/7/2018).


Dalam kontrak kerja yang hari ini ditandatangani, lanjut Amin, pihak rekanan diberi waktu 45 hari kalender untuk menuntaskan pengadaan kain seragam. Kain gratis itu akan dibagikan ke 5.964 siswa. Terdiri dari 2.776 siswa tingkat SD/MI sederajat dan 3.188 siswa SMP/MTs sederajat.

Total pengadaan kain seragam mencapai 19.599 stel untuk SD/MI dan SMP sederajat. Sementara kebutuhan seragam bagi siswa baru mencapai 17.892 stel. Sehingga ada sisa untuk cadangan tahun depan.

Setiap siswa nantinya akan mendapatkan 1 stel seragam nasional, 1 stel seragam Pramuka dan 1 stel seragam khas oranye-hitam.

"Harapan kami tuntas keseluruhan pertengahan September nanti. Namun, pembagian ke sekolah mulai kami lakukan secara bertahap pertengahan Agustus. Jadi kami bagikan sebagian yang selesai pengadaan," terangnya.

Sebelum dibagikan, kata Amin, kain seragam akan lebih dulu diuji laboratorium. Hal itu untuk memastikan kain sesuai dengan spesifikasi yang ditentukan.


"Jika tak sesuasi spesifikasi, rekanan kami minta membuat lagi yang sesuai," tegasnya.

Idealnya, diakui Amin, kain seragam gratis sudah dibagikan ke siswa baru sepekan sebelum masuk tahun ajaran baru 16 Juli 2018. Akibat keterlambatan ini, tujuan program seragam gratis untuk meringankan beban para orang tua siswa tidak tercapai.

Untuk meminimalkan dampak keterlambatan ini, tambah Amin, pihaknya memanfaatkan sisa pengadaan tahun 2017. Sebanyak 535 stel kain seragam telah dibagikan ke 17 SD negeri dan swasta di Kecamatan Prajurit Kulon. Sementara 440 stel kain seragam untuk SMP sederajat dibagikan ke 3 sekolah.

"Kami sasar sekolah yang paling membutuhkan, yang banyak siswa dari keluarga kurang mampu," tandasnya. (fat/fat)
Berita Terkait