Seperti yang terjadi di SMPN 1 Kota Mojokerto. Hari ke dua di tahun ajaran baru 2017-2018, para siswa kelas VII banyak yang memakai seragam SD merah-putih dan seragam Madrasah Ibtidaiyah (MI) hijau-putih. Pemandangan tak seragam ini terjadi lantaran program kain seragam gratis yang dijanjikan Pemkot Mojokerto dibagi sebelum tahun ajaran baru, sampai hari ini belum terealisasi.
Tak sedikit pula para orang tua siswa yang memilih membelikan sendiri seragam untuk anak mereka. Seperti yang dilakukan Rosita (42), warga Sooko, Kabupaten Mojokerto.
"Karena seragam gratis belum dibagikan, saya belikan seragam sendiri, pramuka dan biru-putih habis lebih dari Rp 200 ribu," katanya kepada detikcom di SMPN 1 Kota Mojokerto, Selasa (18/7/2017).
Hal senada dikatakan Yuliana (40), orang tua siswa baru SMPN 1 Kota. Meski dijanjikan seragam gratis, dia memilih membelikan sendiri supaya pakaian putrinya sama dengan siswa SMP lainnya.
Namun, molornya program seragam gratis membuat pengeluarannya menjadi dobel. Belum lagi ketika kain seragam gratis dibagikan, orang tua siswa kembali dibebani ongkos jahit.
"Ongkos jahit seragam per stel sekitar Rp 100 ribu, beli seragam sendiri habis Rp 300 ribu. Memberatkan, tapi demi anak mau bagaimana lagi. Semoga tahun depan tidak molor seperti ini," ujarnya.
Kepala Sekolah SMPN 1 Mulib menuturkan, pihaknya memang tak mewajibkan orang tua siswa kelas VII membeli seragam baru. Hanya saja, itu menjadi inisiatif para wali siswa supaya seragam dengan siswa SMP lainnya. Baginya, kondisi 320 siswa baru yang tak seragam tak menjadi kendala di kegiatan belajar mengajar.
"Saya dengar banyak pendapat orang tua siswa soal psikis, kan anaknya sudah SMP tapi kok pakai seragam SD. Namun, perbedaan seragam tak mengganggu kegiatan belajar anak-anak," ujarnya.
Dikonfirmasi terpisah, Sekretaris Dinas Pendidikan Kota Mojokerto Sunardi menurutkan, proyek pengadaan kain seragam gratis SD/MI dan SMP/MTs sudah selesai lelang. Dengan pagu anggaran Rp 2,4 miliar, proyek ini dimenangkan CV Anjyo Ayu dengan nilai kontrak Rp 1,68 miliar.
Tahun ini, program seragam gratis menyentuh 3.125 murid SD/MI dan 3.408 siswa SMP/MTs yang sekolah di Kota Mojokerto. Setiap siswa akan menerima tiga stel seragam nasional, seragam pramuka dan seragam khas oranye-hitam. Seragam dibagikan ke siswa dalam bentuk lembaran kain. Siswa dari luar Kota Mojokerto turut kebagian.
"Kontrak pekerjaan 20 Juni 2017 dengan 60 hari kalender. Perkiraan selesai pertengahan Agustus nanti. Namun, sebisa mungkin sebelum itu bisa kami bagikan ke sekolah," jelasnya.
Sunardi berdalih, terlambatnya pengadaan kain seragam gratis akibat kerusakan sistem lelang Maret-April 2017. Akibatnya, dokumen lelang yang sudah diajukan 1 Maret harus kembali dilelang ulang di bulan April.
"Atas terlambatnya pengadaan kain seragam gratis ini kami imbau para orang tua siswa tak keburu membeli seragam baru, supaya tak ada biaya dobel," tandasnya. (bdh/bdh)