.webp)
"Tahun lalu 40 mobil, tahun ini 50 mobil. Nantinya seluruh desa bakal kami berikan mobil," tutur Ipong kepada wartawan, Rabu (25/7/2018).
Total jumlah desa yang bakal menerima mobil siaga tersebut adalah 281 desa. Namun untuk saat ini desa yang terpilih untuk mendapatkan mobil didasarkan pada sejumlah kriteria, mulai dari tingkat kemiskinan, pertumbuhan ekonomi, jumlah penduduk, jarak dengan pelayanan kesehatan terdekat serta indeks kesulitan geografis.
"Terakhir ada penambahan terkait prestasi, jadi harus punya prestasi juga desanya," jelas Ipong.
Setelah diberi mobil siaga, Ipong pun mewanti-wanti kepada para kepala desa agar selalu merawat dan memperhatikan kondisi mobil. "Apalagi di dalamnya ada alat kesehatan juga serta mobilnya harus dirawat. Paling penting juga harus ada pengemudinya. Kalau bisa harusnya ada dana khusus dengan APBDes untuk gaji para sopir," imbuhnya.
Disinggung dana yang dihabiskan untuk pengadaan mobil ini, Ipong mengaku menggunakan dana APBD tahun 2018 sebesar Rp 12,5 M. "Masing-masing mobil menghabiskan dana Rp 250 juta," ungkapnya.
Namun, lanjut Ipong, ada dua desa yang saat ini belum masuk prioritas pembagian mobil meski desa tersebut berada di area pegunungan. "Di Kecamatan Pudak, ada desa Pudak dan desa Krisik. Mereka nggak dapat karena kalah jumlah penduduknya," terangnya.
Ipong pun berharap mobil siaga desa ini bisa menjadi moda transportasi utama warga dalam mengatasi kebutuhan masyarakat di bidang kesehatan. "Banyak desa tertentu kalau mau ke pelayanan kesehatan di kota kan jauh, jadi harapannya dengan adanya mobil ini bisa memfasilitasi warga supaya cepat tertangani," pungkasnya.
Tonton juga 'Layang-layang Hiasi Langit Ponorogo':
(lll/lll)
