Kontroversi Mainan dengan Logo Merek Rokok di Peringatan Hari Anak

Kontroversi Mainan dengan Logo Merek Rokok di Peringatan Hari Anak

Hilda Meilisa Rinanda - detikNews
Senin, 23 Jul 2018 21:25 WIB
Foto: Istimewa
Surabaya - Lembaga Perlindungan Anak (LPA) Jatim menemukan mainan berjenis kitiran atau kincir angin yang dibagikan di Peringatan Hari Anak Nasional di Kebun Raya Purwodadi, Pasuruan memuat logo salah satu merek rokok.

Namun LPA menduga jika mainan tersebut menggunakan bahan-bahan bekas, karena logo rokok ini tak terdapat di semua mainan.

"Kayaknya itu bekas bungkus rokok yang dipakai tukang pembuat mainan, jadi kadang pas ada logonya, ada tulisannya Djarum pas kepotong. Ada yang ada, ada yang ndak ada logonya. Itu di Kebun Raya Purwodadi," ujar Advokasi LPA Jatim Priyono saat dihubungi detikcom, Senin (23/7/2018).

Menanggapi hal ini, Priyono meminta panitia lebih jeli untuk membeli dan membagikan mainan tersebut. Bagi mereka, hal ini juga bisa berarti mengenalkan rokok ke anak sejak usia dini. Pihaknya juga menyarankan kalaupun memakai bekas bungkus rokok, akan lebih baik jika kertas itu dibalik.

"Endak, kita ya cuma tanya, kita melihat seperti itu kelihatan mestinya jangan pakai bungkus rokok. Kalau toh pakai ya dibalik aja, jangan ditunjukkan. Sepertinya itu kan nanti anak-anak akan menjadi akrab dengan rokok sejak kecil," paparnya.


Priyono menambahkan meski semua anak mendapatkan mainan tersebut, nyatanya tidak semua mainan ditemukan logo rokok.

"Itu saya kira tidak sengaja, saya kira beli di pasar atau tukang bikin itu, yang digunakan itu bungkus atau barang bekas. Jadi panitia asal membagi aja dan tidak terpikir, cuma ya hal-hal begitu harus jeli," pintanya.

Dihubungi terpisah, Plt. Deputi Perlindungan Anak Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) selaku panitia, Lies Rosdianty mengatakan hal ini murni ketidaksengajaan.

"Itu dibuat dari barang bekas dari Republik Dolanan, yang buat anak-anak petani. Tadi itu kertas bekas dan tidak semuanya dipakai yang ada gambar rokoknya," terang Lies.

Tak hanya itu, Lies mengungkapkan bahwa niatnya hanya ingin membantu mewadahi kreativitas anak-anak petani dengan membeli hasil karya mereka. Pembuatan mainan itu sendiri diketahui menggunakan kertas yang tebal dan kaku, salah satunya kertas bekas kardus atau slop rokok.

"Kita punya kok foto-fotonya. Justru kita membantu mereka anak-anak petani yang punya kreativitas pakai kertas bekas dan memang mereka butuh kertas yang tebal dan kaku," paparnya.


Lies juga menegaskan acara ini tak ada kaitannya dengan perusahaan rokok manapun. "Jadi ndak ada sama sekali dari perusahaan rokok. Kami tegaskan dari KPPP itu sudah tahu sekali dan itu ndak mungkin. Iya itu tidak sengaja kita lakukan itu untuk membantu mereka juga dan kreativitas mereka itu dari Republik Dolanan yang punya permainan permainan tradisional itu," tandasnya.

Lies sendiri telah menerima klarifikasi dari para pembuat mainan. "Mereka juga sudah klarifikasi bahwa itu hanya kreativitas kami aja kamu dibuat dari bahan yang mudah didapat. Kita kan juga harus mengembangkan usaha usaha kecil, usaha kampung kayak begitu dari anak-anak para petani," katanya.

Untuk itu, Lies memastikan logo rokok pada mainan kitiran itu tidak ditemukan pada semua mainan.

"Jadi nggak ada sama sekali apalagi kita menghubungi. Nggak mungkin lah kita menghubungi perusahaan rokok itu nggak ada sama sekali jadi itu buatan mereka yang dibuat dari kertas bekas, dan kalau memang itu dari perusahaan rokok tiap-tiap kitirannya ada tapi itu nggak semua ada coba dilihat jadi itu hanya kebetulan aja," tutupnya. (lll/lll)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya
Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.