Hal itu dikatakan ayah Hanum, Sugiono (53). Menurut pria yang sehari-hari menjadi kuli bangunan ini, kondisi putrinya membaik sejak Kamis (19/7) malam.
Itu setelah korban menjalani terapi pijat urut di pengobatan alternatif Sangkal Putung Desa Pandanarum, Pacet, Mojokerto. Hanum dirawat di tempat ini sejak Rabu (18/7) petang.
"Kaki kiri sudah bisa ditekuk, sudah bisa digerakkan. Kaki kanan masih belum bisa digerakkan, tapi sudah tak mati rasa," kata Sugiono kepada wartawan di Pondok Pesantren (PP) Al Ghoits, Desa/Kecamatan Gondang, Jumat (20/7/2018).
Selain itu, lanjut Sugiono, Hanum sudah bisa duduk meski harus dengan cara bersandar. Itu pun dilarang terlalu lama agar tak kembali sakit.
"Keluhan sakit di paha kanan, punggung sudah tak terasa sakit," ungkap bapak dua anak asal Desa Bareng Krajan, Krian, Sidoarjo ini.
Hanum dibawa ke pengobatan alternatif oleh pengasuh PP Al Ghoits M Rofiq Afandi atau Gus Rofiq akibat mengalami kelumpuhan. Saat itu, kedua kaki si bungsu dari 2 bersaudara pasangan Sugiono dan Supriatin (47) ini kaku hingga tak bisa ditekuk.
Bahkan korban hukuman squat jump ini tak sanggup duduk. Untuk tidur miring pun Hanum harus dibantu.
Mulai pagi tadi, Hanum dirujuk ke RSUD Prof Dr Soekandar, Mojosari, Mojokerto. Dia menjalani serangkaian pemeriksaan medis untuk mengetahui penyebab lumpuhnya. Kini korban dirawat inap di ruang Pajajaran 8.
"Semoga Hanum bisa pulih seperti sedia kala," tandas sang ayah.
Hanum mulai mengeluh sakit di kaki dan punggung usai dihukum squat jump sebanyak 90 kali pada Jumat (13/7) pagi. Saat itu korban terlambat datang di kegiatan ekskul Unit Kegiatan Kerohanian Islam (UKKI) SMAN 1 Gondang, Mojokerto.
Hukuman fisik itu rupanya diusulkan oleh teman-teman Hanum sesama anggota UKKI. Bentuk hukuman ini juga disetujui oleh seniornya, siswa kelas XII sehingga menjadi kesepakatan bersama di antara mereka.
Pelajar yang juga nyantri di PP Al Ghoits, Desa/Kecamatan Gondang ini benar-benar lumpuh pada Rabu (18/7) pagi. Pengasuh pondok pun membawanya ke pengobatan saraf alternatif Sangkal Putung di Desa Pandanarum, Pacet, Mojokerto. (iwd/iwd)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini