"SDN 2 Bangunsari sudah resmi ditutup. Kalau ada yang ngotot belajar disana itu bukan tanggung jawab kami," tutur Kepala Dinas Pendidikan (Dindik) Kota Ponorogo, Tutut Erliena kepada detikcom, Kamis (19/7/2018).
Tutut pun menegaskan kalaupun ada guru yang datang ke sekolah, maka bukan lagi untuk mengajar, melainkan hanya mengurus mutasi. Seperti diberitakan sebelumnya, seluruh guru yang ada di SDN 2 Bangunsari telah dimutasi ke sekolah lain menyusul rencana penutupan sekolah tersebut di tahun ajaran 2018/2019.
"Kalau pun ada guru yang kadang kesana itu karena pengurusan mutasi, tapi tidak ada pengajaran," ungkapnya.
Tutut pun mengimbau kepada para wali murid untuk segera memindahkan anaknya ke sekolah lain agar kegiatan belajar-mengajar segera terlaksana.
"Anak-anak harus belajar ke tempat baru. Kalau disitu (SDN 2 Bangunsari, red) nggak boleh. Kan sudah ditutup," tegasnya.
Tutut kembali menjelaskan bahwa sekolah tersebut ditutup karena kekurangan murid. "Ngapain kami mempertahankan sekolah yang satu kelas isinya cuma 3-4 anak. Kan bisa ke sekolah lain yang dekat juga banyak. Seperti SD Nologaten, SD Bangunsari 1 dan 3 dan SD Maarif kan banyak pilihannya. Penutupan ini untuk perampingan kok," lanjutnya.
Dari pantauan detikcom, sejumlah murid masih mendatangi SDN 2 Bangunsari, meski ruang kelas sudah terkunci. Para murid ini berharap agar sekolah mereka segera dibuka dan belajar seperti dulu.
"Menurut saya, ini cuma ego para orang tua saja. Padahal anak ini waktunya sekolah. Kami ini memberikan solusi, kalau bisa segera sekolah ke sekolah negeri lain. Kalau alasan tidak mampu kan ada dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS). Nanti kami bakal bantu kok, nggak mungkin nggak kami bantu," pungkasnya. (lll/lll)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini