"Sudah dua tahun ini kami menunggu surat mutasi dari SLB C, tapi entah karena alasan apa, surat itu belum diberikan," ujar sang ayah, Fony Istanto kepada detikcom, Kamis (19/7/2018).
Fony melanjutkan, Saif, panggilan akrab putranya, awalnya diduga mengidap autisme. Untuk itu ia disekolahkan ke SDLB C Banyuwangi. Namun setelah 4 tahun berjalan, Saif tidak mengalami perkembangan yang berarti.
"Hanya pelajaran ya itu-itu saja dan anaknya tidak kerasan. Kemudian saya ke SLB A, waktu itu mendapatkan pekerjaan membuat seragam. Saya selalu ajak dia kemana-mana. Lah kok saat disana kok dia akrab dengan yang teman-temannya yang lain. Saya minta izin untuk menyekolahkan anak saya ke SLB A," paparnya.
Saif pun diperbolehkan sekolah di SDLB A tersebut selama sepekan, dan diakui Fony, putranya memperlihatkan kemajuan. Di antaranya mulai bisa bicara, membaca dan menulis.
Namun tepat sepekan kemudian, tiba-tiba saja orangtua Saif diminta untuk mencari surat mutasi dari sekolah sebelumnya.
"Saat saya langsung minta ke SDLB C, saya memang dikasih surat, entah surat apa, untuk diserahkan ke SDLB A. Keesokan harinya, anak saya sudah tidak boleh sekolah lagi di SLB A," ungkapnya.
Dari pengakuan Fony, SLB A juga tidak memberikan keterangan apapun terkait isi surat tersebut dan mengapa anaknya tak boleh melanjutkan pendidikan disana.
Sejak saat itulah Saif hanya belajar sendiri dengan bimbingan orangtuanya, sembari menunggu surat mutasi yang tak kunjung ada kabarnya. (lll/lll)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini