Harga Daging Ayam dan Telur Naik, Omzet Pedagang Anjlok 50%

Harga Daging Ayam dan Telur Naik, Omzet Pedagang Anjlok 50%

Enggran Eko Budianto - detikNews
Jumat, 13 Jul 2018 15:49 WIB
Foto: Enggran Eko Budianto
Mojokerto - Harga telur negeri dan daging ayam broiler (ayam potong) di Kota Mojokerto naik drastis. Mahalnya harga kedua komoditas ini dikeluhkan para pedagang di pasar. Pasalnya, penjualan mereka turun 30-50% tiap harinya.

Kenaikan harga telur dan daging ayam broiler terjadi di seluruh pedagang di Pasar Tanjung Anyar, Kota Mojokerto. Salah satunya di lapak Huda Supriono (46), pedagang daging ayam broiler.

Pria yang sudah 18 tahun berjualan di Pasar Tanjung Anyar ini mengatakan, hari ini daging ayam potong Rp 36 ribu/Kg. Harga itu naik Rp 6 ribu sejak sepekan lalu.

"Satu minggu yang lalu harganya masih Rp 30 ribu/kg, naik secara bertahap Rp 500-1.000 tiap harinya sampai sekarang jadi Rp 36 ribu/kg," kata Huda kepada detikcom, Jumat (13/7/2018).

Pedagang asal Magersari, Kota Mojokerto ini terpaksa menaikkan harga jual daging ayam lantaran harga ayam potong kiriman distributor juga naik. Jika sebelumnya Rp 19 ribu/Kg, saat ini dia menerima ayam hidup Rp 25.500/Kg. Kiriman ayam broiler tersebut dari Lamongan dan Nganjuk.

Melonjaknya harga daging ayam ini, membuat penjualan Huda anjlok hingga 30%. Jika sebelumnya rata-rata dia mampu menjual 100 Kg ayam/hari, kini penjualannya hanya 70 Kg/hari.

Terlebih lagi meroketnya harga kali ini terjadi bukan di saat permintaan masyarakat sedang tinggi, seperti saat menjelang lebaran. Huda pun terpaksa tetap berjualan sebatas untuk mempertahankan pelanggan tanpa mengambil keuntungan.

"Kenaikan harga ini membuat permintaan pembeli turun. Keuntungan saya hanya cukup untuk membayar 2 karyawan, saya tak dapat untung," ujarnya.

Hal senada dikatakan Muhammad Yusuf (31), pedagang daging ayam broiler di Pasar Tanjung Anyar. Dia terpaksa menjual dagangannya Rp 38 ribu/Kg lantaran naiknya harga ayam hidup dari distributor. Padahal sepekan yang lalu harga daging ayam potong masih Rp 30 ribu/Kg.

"Penjualan saya menyusut, biasanya sehari habis 80 kg ayam hidup, sekarang hanya 40-50 kilogram. Karena harganya mahal, pembeli tak bisa jangkau harganya," terangnya.

Yusuf berharap Pemkot Mojokerto segera turun tangan untuk mengendalikan harga daging ayam broiler. Menurut dia, pemerintah pasti sudah mengetahui lonjakan harga ini lantaran setiap hari ada petugas yang melakukan survei harga di Pasar Tanjung Anyar.

"Harapan saya supaya harganya kembali stabil di kisaran Rp 30 ribu per kilogram," tegasnya.

Harga telur ayam negeri di Pasar Tanjung Anyar juga naik rata-rata Rp 2.500/Kg. Menurut salah seorang pedagang Arfati (49), telur ayam hari ini mencapai Rp 27.500/Kg. Sebelumnya harga telur ayam negeri Rp 25 ribu/Kg.

"Naiknya secara bertahap sejak seminggu yang lalu. Karena dari pengirimnya harganya sudah naik," jelasnya.

Kendati begitu, tambah Arfati, melonjaknya harga telur ayam negeri tak mempengaruhi jumlah penjualannya. Rata-rata dalam sehari dia masih mampu menjual 15 Kg telur.

"Walaupun pembeli mengeluh harganya mahal, Alhamdulillah penjualan saya tetap," tandasnya. (fat/fat)
Berita Terkait