"Kenapa saya beri nama Pon-pon. Karena saya dulu nangkapnya pada pasaran hari Jawa Pon," ujar Andiyas saat berbincang dengan detikcom, Rabu (11/7/2018).
Nama yang menurut Andiyas sederhana karena terbersit begitu saja. Meski awalnya tak bereaksi setelah diberi nama, akhirnya Pon-pon merespons juga dengan namanya tersebut. Terlebih saat namanya dipanggil begitu waktu makan tiba.
Andiyas bercerita bagaimana ia menemukan Pon-pon. Pria 55 tahun itu menemukan Pon-pon lima tahun lalu di tambak di sekitar rumahnya. Awalnya Andiyas menyangka buaya kecil berukuran 50 sentimeter itu adalah seekor biawak.
![]() |
"Karena banyak warga mengeluh ikan di tambak banyak yang dimakan biawak. Awalnya saya kira itu biawak. Tapi ekornya berbeda motifnya," ungkap Andiyas.
Setelah Pon-pon ditangkap, Andiyas segera membawanya pulang. Ia letakkan Pon-pon di sebuah gentong besar. "Setelah saya bawa pulang, saya rawat dan saya taruh di gentong berukuran besar kemudian saya kasih makan ikan kecil-kecil dari tambak," lanjut Andiyas.
Lama kelamaan ukuran tubuh Pon-pon semakin besar. Tong yang dulu muat sekarang sudah sempit. Andiyas kemudian membuat sebuah kolam air untuk Pon-pon tinggal. Sekarang Pon-pon yang sudah sepanjang 2,5 meter dan seberat 100 kg sudah dievakuasi BKSDA karena berpotensi membahayakan warga. (iwd/iwd)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini