Buaya itu milik Andiyas (55), warga Kelurahan Lumpur, Gresik. Oleh Andiyas, buaya seberat 100 kg itu diberinya nama Pon-pon, kelaminnya betina. Andiyas memberi buaya itu nama agar bisa akrab dengan peliharaannya tersebut.
Awalnya, buaya muara tersebut tidak merespon ketika dipanggil dengan sebutan Pon-Pon saat diberi makan oleh Andiyas. Lama kelamaan akhirnya hewan reptil tersebut terbiasa dengan sebutan Pon-Pon.
![]() |
"Saya memberi nama itu juga agar lebih mudah saat memberi makan. Awal tidak merespons ketika saya panggil Pon-pon. Tapi lama kelamaan akhirnya mau saya panggil saat saya kasih makan," ujar Andiyas saat ditemui detikcom, Rabu (11/7/2018).
Andiyas mengaku tak mudah untuk terbiasa agar buaya muara tersebut mau dipanggil Pon-pon. "Sudah berbulan-bulan baru mau dipanggil dengan nama Pon-Pon. Saya masih teringat betul jika pon-pon suka dipijat di bagian lehernya," jelas Andiyas.
Namun sayang, buaya muara yang kini sudah berumur 5 tahun lebih dengan berat 100 kilogram dan panjang 2,5 meter itu harus diserahkan ke BKSDA Jawa Timur dengan alasan dianggap membahayakan lingkungan sekitar. (iwd/iwd)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini