"Sebetulnya sudah dari kemarin saya sudah ke sini, jadi di ruang kerjaku kan ada kamera untuk lihat semakin sore semakin banyak, saya disini sampai sore sampai magrib. Saya evaluasi semua," kata Risma pada wartawan di Mal Perizinan di Gedung eks Siola, Kamis (5/7/2018).
Ia mengakui alat perekaman dan pencetakan e-KTP terbatas dan menjadi penyebab antrean panjang. Risma pun memerintahkan untuk mengambil alat perekam dan cetak e-KTP di beberapa kecamatan yang tidak digunakan.
"Memang yang pertama alat kami terbatas, kami ngambil beberapa di kecamatan sambil nanti kami coba pengadaan sendiri untuk finger dan iris mata dan juga pengadaan printer. Saya juga sudah kirim mendagri dirjen dukcapil untuk dibuatkan sim card, kami akan lebih cepat karena nambah 5 unit," ungkap dia.
Wali Kota perempuan pertama di Surabaya ini mengatakan permasalahan e-KTP menurutnya terlalu lama prosesnya, sampai harus mencocokan data di pusat.
"Pertama prosesnya setelah cetak kami kemudian harus cocokan ke Jakarta untuk validasi, ganda gak. Sehingga susah keluarnya kalau dobel, buktinya gak ada masalah ya lancar tapi memang lebih dari 1 hari. Ini tadi tak coba, jadi mulai dari 06.30 WIB kami mulai melayani, kami cetak supaya nggak bolak balik ternyata belum bisa," tambahnya.
Untuk mengatasi antrean panjang, Risma mengaku akan menambah alat dengan mengambil alat di Kemendagri.
"Peralatan dari Jakarta (Kemendagri) kami ambil untuk nambah kekuatan kita. Jadi komputer printer itu yang kita percepat, mau tak paksa supaya lembur 3 shift supaya selesai dalam waktu 3 hari," pungkas Risma. (iwd/iwd)