"Saya melihat literasi politik warga Kota Malang, mengalami peningkatan, lebih baik, dari sebelum-sebelumnya. Literasi politik yang dimaksud adalah terkait kesadaran harus memilih, bahwa memilih adalah hak. Tapi lebih utama ketika hak itu dilakukan, dalam rangka untuk sebuah perubahan," ungkap Dosen FISIP Universitas Brawijaya, Anang Sudjoko, Kamis (28/6/2018).
Dia menambahkan, penanganan hukum oleh lembaga antirasuah (KPK) terhadap dua cawali Malang yakni Yaqud Ananda Gudban dan Moch Anton sangat mempengaruhi masyarakat dalam menentukan pilihannya.
Dari polling mulai sejak pencalonan hingga masa kampanye, hasil pasangan nomor urut 1 Yaqud Ananda Gudban-Wanedi dan juga Moch Anton-Syamsul Mahmud cukup tinggi. Bahkan, poin untuk pasangan nomor urut dua begitu signifikan.
"Jika melihat poin dari polling dan juga hasil penghitungan pasca pencoblosan, terlihat pasangan nomor urut 2, memiliki simpatisan cukup loyal. Andai saja, tidak ada kasus itu (KPK), bisa jadi incumbent (Moch Anton) jadi lagi," terangnya.
"Meskipun pemberitaan di media lokal tidak cukup gencar, tetapi ternyata, masyarakat Kota Malang aksesnya tidak hanya media lokal, tetapi sudah media online dan televisi. Yang itu artinya memviral, dan kemudian kecerdasan pemilih di Kota Malang teruji," sambungnya.
Ditambahkan, dalam political marketing bahwa pasangan calon satu dan dua produk yang memiliki kecacatan, menurut literasi politik pemilih. Tetapi perilaku pemilih, terutama swing voters (pemilih tidak loyal) cenderung berpikir rasional.
"Saya melihatnya sudah dalam tataran rasional dan cerdas. Hasil polling sebelumnya tinggi untuk pasangan urut 1 dan 2, ternyata tidak diikuti dari hasil pencoblosan kemarin. Kecerdasan disini adalah, dia (pemilih) tidak ingin memilih calon yang oleh lembaga tertentu (KPK) memiliki kecacatan moral. Dan swing voters ini masuk ke pasangan urut 3, yang sebelumnya perolehan suaranya dalam polling kecil sekali," tandasnya.
Melihat hasil hitung cepat di website KPU hingga kini, pasangan nomor urut 3 Sutiaji-Sofyan unggul 43,71 persen, sedangkan pasangan nomor urut 1 Yaqud Ananda Gudban-Wanedi hanya memperoleh 19,42 persen dan petahana Moch Anton-Syamsul Mahmud 36,87 persen.
KPU juga mencatat tingkat partisipasi masyarakat dalam Pilwali Kota Malang 2018 sebesar 65,60 persen dari jumlah DPT 600.646 pemilih.
Kemenangan Sutiaji-Sofyan diusung Partai Demokrat dan Golkar serta Perindo diatas 41 persen di lima kecamatan, bersaing dengan Moch Anton-Syamsul Mahmud diusung PKB, PKS, dan Gerindra.
Pilwali Malang diikuti tiga paslon yakni, Yaqud Ananda Gudban-Wanedi (Hanura, PDIP, PPP, PAN, dan NasDem), Moch Anton-Syamsul Mahmud (PKB,Gerindra,PKS), Sutiaji-Sofyan Edi Jarwoko (Demokrat, Golkar, Perindo). (fat/fat)