"Kami juga ingin mengesankan bahwa Pemilu itu bukan sesuatu yang menakutkan. Nyoblos itu menyenangkan. Dengan adanya petugas berkostum dongkrek itu untuk menghibur pemilih agar tidak jenuh," jelas Ketua PPS Desa Jetis, Afriza Zikri Armahadi, kepada wartawan, Rabu (27/6/2018).
Tak hanya kostum, tetapi sebagian petugas KPPS juga memakai topeng kesenian dongkrek. "Petugas yang menjaga kotak suara dan tinta juga mengenakan kostum dongkrek. Kostum dongkrek sendiri pakaian yang dipenuhi dengan bulu dengan topeng seperti wajah genderuwo atau memedi," ungkapnya.
Arma menambahkan, jika petugas mengenakan kostum unik seperti ini, maka diharapkan dapat meningkatkan kesadaran warga untuk berpartisipasi dalam Pilkada Serentak 2018.
![]() |
Menariknya, petugas KPPS yang sebenarnya bukan seniman tari dongkrek pun rela menari-nari demi menarik perhatian warga. Ketika warga tiba, mereka pun menyambutnya dengan tari dongkrek, lengkap dengan iringan musik gamelan.
Dari pantauan detikcom, warga yang sudah mengantre untuk mencoblos itu pun terhibur dengan kesenian dongkrek yang disuguhkan para petugas. Sesekali penari pria yang memakai topeng menggoda warga.
"Emoooh (tidak mauuuu, red)," teriak seorang ibu yang sudah mengantre mencoblos bersama anaknya saat digoda oleh petugas.
Di TPS 05, Desa Jetis, Kecamatan Dagangan, jumlah DPT yang ada mencapai 414 orang yang terdiri dari 186 laki-laki dan 228 perempuan. Untuk keseluruhan DPT di Desa Jetis, yaitu 2.130 orang, tersebar di 5 TPS yang berbeda.
Tari dongkrek merupakan kesenian asli dari Kabupaten Madiun. Kesenian ini mengisahkan tentang pengusiran roh halus.
Anda pemilik hak pilih di Pilkada Serentak 2018? Jangan ragu untuk menggunakan suara Anda! Kirimkan juga foto-foto TPS unik tempat Anda mencoblos ke redaksi@detik.com. Jangan lupa cantumkan nomor telepon Anda untuk kami hubungi. (lll/lll)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini