Agus Sulton Mengaku Sering Diusir Saat Berburu Kitab Kuno

Agus Sulton Mengaku Sering Diusir Saat Berburu Kitab Kuno

Enggran Eko Budianto - detikNews
Rabu, 06 Jun 2018 17:35 WIB
Foto: Enggran Eko Budianto/File
Jombang - Bukan perkara mudah untuk bisa mengumpulkan berbagai kitab dan manuskrip kuno. Agus Sulton (32) mengaku kerap diusir oleh pemilik kitab atau manuskrip ketika berupaya memilikinya.

"Saya datang bertamu dan menanyakan tentang kitab yang mereka punya. Mereka langsung bilang itu milik kakek buyutnya, jangan diutik-utik (diusik, red)," kisah Agus saat berbincang dengan detikcom, Rabu (6/6/2018).


Salah satunya pernah dialami Agus saat ingin menanyakan tentang sebuah kitab kuno di wilayah Pare, Kediri. Padahal saat itu Agus hanya berniat ingin melihat.

Agus mengaku butuh bertamu beberapa kali dan melakukan pendekatan agar bisa sekedar menengok apa isi kitab tersebut.

"Setelah 5-6 kali kesitu, orangnya udah mulai baik. Tapi dia bilang coba kalo berani (buka kitab, red). Soalnya katanya yang buka bisa gila," lanjutnya.


Ternyata setelah dibuka oleh Agus, ia menemukan bahwa isi dari kitab itu adalah cerita-cerita tentang Nabi Muhammad SAW. "Itu kitab sejenis kidung mengisahkan Nabi tapi tulisannya aksara Jawa. Kalau dilihat dari runut keluarganya, usianya (kitab, red) sekitar 200 tahun," imbuhnya.

Bahkan menurut staf pengajar Fakultas Ilmu Pendidikan jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia di Universitas Hasyim Asy'ari (Unhasy), Jombang ini, kitab itu disimpan dalam sebuah kotak kayu khusus bersama sebilah keris. Kotak ini juga diletakkan di dalam lemari tersendiri.

"Itu nggak dikasih. Masih disimpan sampai sekarang. Tapi saya boleh pinjam," ungkapnya.


Itulah mengapa koleksi kitab dan manuskrip kuno milik Agus tidak hanya berbentuk fisik, tetapi juga digital. Ia menghitung kurang lebih ada 40 kitab dan manuskrip dalam bentuk digital yang dimilikinya. (lll/lll)
Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.