Aksi baku tembak ini cukup mencekam karena tempat tinggal terduga teroris berada di tengah pemukiman padat. Baku tembak terjadi karena terduga teroris melakukan perlawanan.
"Khusus di Tandas, petugas mengambil tindakan tegas karena (terjadi) di wilayah permukiman dan melawan petugas. Sehingga kita mengambil tindakan cukup keras," kata Kabid Humas Polda Jatim Frans Barung Mangera di Mapolda Jatim, Surabaya, Selasa (15/5/2018).
Barung juga menegaskan, petugas berani mengambil tindakan keras karena yang bersangkutan sudah terbukti masuk ke dalam kelompok membahayakan.
Warga setempat pun mengaku mendengar rentetan tembakan saat Densus berupaya melumpuhkan terduga teroris yang belakangan diketahui bernama Dedi Sulistianto (45). Sebelumnya disebut Teguh merupakan nama palsu yang digunakan terduga teroris.
"Jadi sekitar pukul 17.10-an terdengar sekitar 10 kali tembakan di rumah kos itu," kata Amin, salah seorang warga, kepada detikcom, Selasa (15/5/2018).
Amin tak tahu tembakan itu berasal dari polisi ataukah dari penghuni kos. Yang pasti, suara tembakan itu membuat warga sekitar kaget dan mencari tahu dari mana sumber suara itu.
Tak lama kemudian, polisi melarang warga mendekat. Lokasi disterilkan dari warga dengan radius 50-70 meter. Hingga pukul 19.40 WIB, lokasi masih steril. Warga mesti berada di radius 50-70 meter.
Kejadian itu juga memaksa warga dievakuasi. Polisi mengevakuasi 15 warga yang ada di tujuh rumah yang berdekatan dengan lokasi.
DS akhirnya tertembak. Dia juga memastikan pelaku yang terlibat baku tembak itu merupakan bagian dari jaringan JAD. Polisi juga mengamankan istri dan tiga orang anak terduga teroris tersebut.
Belakangan diketahui jika terduga teroris yang ditembak mati itu adalah adik kandung teroris Anton yang dilumpuhkan di rusunawa Wonocolo, Sidoarjo beberapa waktu lalu.
"DS ini adalah adik yang Rusunawa Sidoarjo itu," kata Wali Kota Tri Rismaharini setelah mendatangi lokasi, yang diamini Kapolrestabes Kombes Rudi Setiawan.
Tim Gegana juga meledakkan (disposal) barang yang diduga bom yang ditemukan di tempat kos terduga teroris. Jenazah terduga teroris itu pun kemudian dibawa ke RS Bhayangkara Polda Jatim.
Beberapa jam kemudian, Densus 88 Antiteror juga mengamankan terduga teroris di Jalan Abdul Wahab Siamin, Dukuh Pakis, Surabaya. Terduga teroris yang diamankan merupakan pasutri.
"Tadi sekitar pukul 20.00 WIB, Densus mendatangi rumah tersebut. Sekitar 30 menit diklarifikasi, mereka langsung diamankan," kata Ketua RW 06 Kelurahan Dukuh Pakis, Budi, kepada wartawan, Selasa (15/5/2018).
Identitas yang diketahui baru sebatas nama sang suami, yaitu Fauzan. Budi hanya ingat nama Fauzan karena warga asli kampung tersebut.
Keduanya diamankan di rumah ibu Fauzan. "Fauzan mendatangi rumah ibunya bersama istrinya yang menggunakan cadar dan pakaiannya jubah," kata Budi.
Budi menambahkan pasutri tersebut memiliki dua anak yang masih berumur 6 tahun dan 5 tahun. "Kedua anaknya ikut tadi," ungkap Budi.
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini