Kapolres Blitar AKBP Anissulah M Ridha menyatakan, pihaknya menerima laporan keracunan massal itu Minggu (13/5/2018) malam.
"Sampai hari ini, ada 13 warga yang masih dirawat intensif di empat rumah sakit. Sedangkan 22 warga, tadi sudah diperbolehkan pulang. Namun mereka masih harus berobat jalan," kata Anissulah dikonfirmasi, Senin (14/5/2018).
Data yang dihimpun menyatakan, enam warga masih dirawat di Puskesmas Wates, satu di Klinik Wates. Empat warga opname di Klinik Husada Kecamatan Binangun dan dua warga dievakuasi ke RS Budi Mulya Kecamatan Kesamben.
![]() |
Menurut keterangan beberapa korban yang menjalani berobat jalan, mereka merasakan gejala keracunan usai menyantap masakan hajatan.
"Jumat (11/5) malam itu, mereka dapat undangan hajatan di rumah Sunarko (50) warga setempat. Dia punya hajat tasyakuran kehamilan tiga bulan anaknya. Ada 16 warga yang diundang. Lalu pulangnya mereka dibawakan masakan," jelas Anissulah.
Masakan yang mereka bawa, lanjut dia, berisi nasi putih dengan lauk ayam lodoh, sambel goreng tahu tempe dan urap urap. Namun pada Sabtu (12/5) malam, sebagian warga mulai merasakan mual, muntah, diare disertai demam.
"Tambah lama tambah banyak yang merasakan hal yang sama. Jumlah semuanya sebanyak 35 orang. Babinkamtibmas yang menerima laporan itu langsung mengevakuasi mereka ke klinik dan rumah sakit terdekat," imbuhnya.
Untuk mengetahui penyebab pasti gejala keracunan massal itu, polisi membawa sampel makanan untuk diperiksa ke laboratorium. (fat/fat)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini