Menurut Kepala Desa Balongdowo M. Solik, petik laut ini merupakan warisan leluhur yang setiap tahunnya dilaksanakan. Karena selama satu tahun laut merupakan penghasilan mereka dalam mengais rezeki. Masyarakat di desa ini mata pencarian utamaya adalah mencari kerang kupang.
"Petik laut ini selaku diadakan tiap tahunnya, pada tanggal 15 Ruwah yang bertepatan dengan pasang air laut," kata Solik kepada detikcom di lokasi keberangkatan petik laut, Minggu (5/5/2018).
Solik mengaku, kegiatan ini merupakan ungkapan rasa syukur para nelayan atas hasil tangkapan kupang yang melimpah. Selain itu masyarakat disini percaya bahwa ritual semacam ini untuk memohon keselamatan agar terhindar dari bahaya saat berlayar mencari kupang.
"Masyarakat disini tidak pernah melupakan tradisi ini, mereka percaya ritual ini sebagai tolak balak. Jangan sampai mengalami musibah saat mencari kupang di laut," tambah Solik.
Dari pantauan detikcom bahwa ritual tersebut diawali puluhan masyarakat membawa tumpeng, kemudian dibawa naik perahu. Perahu tersebut juga dihiasi oleh umbul-umbul yang berwana-warni. Kemudian berlayar melalui sungai Balongdowo hingga ke makam Putri Sekar Dadu di Desa Ketingan Kecamatan Buduran Sidoarjo.
"Menurut cerita bahwa Dewi Sekar Dadu ini keturunan kerajaan Demak Bintoro yang di persunting putra kerajaan Blambangan. Yang di temukan meninggal di Desa Ketingan oleh nelayan Balongdowo," terangnya Solik.
Solik menjelaskan, ada sekitar 25 perahu yang membawa tumpeng, setibanya di makam Putri Sekar Dadu, para nelayan yang membawa tumpeng tersebut langsung melakukan tasyakuran. Selain itu juga mengadakan doa bersama, dengan harapan untuk tahun kedepan para nelayan saat melaut mencari kupang lebih melimpah hasilnya dan tidak ada musibah.
"Selesai melakukan doa bersama para nelayan akan kembali lagi kekampungnya masing-masing. Untuk menuju ke lokasi pulang pergi butuh waktu, sekitar lima jam," jelas Solik. (iwd/iwd)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini