Komisioner KPU Trenggalek Nur Huda, mengaku sebagian logistik pemilu terpaksa ditaruh di luar ruangan. Sebab, pihaknya tidak memiliki gedung yang bisa digunakan untuk penyimpanan. Bahkan kondisi gedung KPU sendiri saat ini rawan roboh.
"Sebelumnya kotak suara ini kami simpan di gudang di Rejowinangun atas fasilitasi dari Pemkab Trenggalek, namun saat ini diambil-alih lagi dan akan digunakan untuk Polsek Kota," kata Nur Huda (4/5/2018).
Menurutnya, pengambil-alihan gudang tersebut tidak dibarengi penyediaan gedung lain. Sehingga pihaknya terpaksa memindahkan perlengkapan pemilu dari lokasi semula ke halaman KPU Trenggalek. Pihaknya tidak mungkin untuk memindahkan kotak tersebut ke lokasi penyimpanan kedua di gedung stadion, sebab kapasitasnya terbatas.
"Bahkan yang di stadion juga rawan terusir lagi, karena digunakan PSSI," ujar Huda.
Dia menjelaskan, saat ini lembaganya tidak memiliki anggaran untuk menyewa gedung maupun tempat penyimpanan kotak suara. Anggaran sewa gedung baru akan tersedia saat mendekati masa pencoblosan, hal itu digunakan untuk perakitan dan pengemasan logistik pilkada.
"Itupun anggarannya sangat terbatas, sedangkan kalau untuk menyimpan dalam kurun waktu berbulan-bulan kami tidak memiliki anggaran untuk itu. Selama ini ya hanya fasilitasi gedung secara gratis dari pemerintah kabupaten," imbuh Huda.
Pihaknya berharap segera ada fasilitasi dari pemerintah daerah, sehingga perlengkapan pemilu tersebut dapat tersimpan dengan aman dan tidak rawan rusak. "Kalau memang tidak ada fasilitasi ya terpaksa kami taruh di luar, dengan segala risikonya, mulai dari kerusakan sampai hilang," kata Nur Huda. (fat/fat)











































