Tercatat ada 76 kepala keluarga atau rumah industri yang memiliki mata pencaharian sebagai produsen arjo, tepatnya di Dusun Poncol, yang menjadi bagian dari Desa Kerek.
Menariknya, produksi arjo di desa ini kabarnya sudah berlangsung sejak masa pendudukan Belanda. Kala itu, minuman keras tradisional ini diproduksi secara turun-temurun namun dibuat sesuai permintaan konsumen.
"Jadi secara turun-temurun silsilah keluarga memang memproduksi arak jowo itu. Jadi ndak heran kalau orang Ngawi sangat mengenal Desa Kerek ini dengan sebutan kampung arjo," papar Kepala Desa Kerek Suprapti kepada detikcom, Kamis (2/5/2018).
Namun dari hasil memproduksi arjo, banyak warganya yang bisa menyekolahkan anak mereka hingga perguruan tinggi. Bahkan ada yang sudah menjadi pegawai negeri.
"Rata-rata semua bisa menyekolahkan anaknya hingga perguruan tinggi. Banyak juga yang jadi PNS ataupun anggota TNI dan Polri," ungkap Suprapti.
Suprapti menambahkan, meski warga yang mayoritas pembuat arjo berada di Dusun Poncol, namun warga daerah lain sudah terlanjur mengenal Arak Jowo bikinan dusun ini dengan sebutan Arak Jowo Kerek, sesuai dengan nama desa mereka.
Desa ini sendiri berjarak 8 Km di timur Kota Ngawi Kota, dengan kontur tanah perbukitan. Untuk menuju Desa Kerek bisa melewati jalan Raya Ngawi-Bojonegoro lalu masuk ke barat sekitar 3 Km dengan kondisi jalan paving.
Nama desa ini mengemuka setelah dilakukan penggerebekan oleh 130 petugas dari kepolisian, TNI dan Satpol PP Ngawi pada hari Rabu (2/5/2018) kemarin.
Hingga saat ini nasib produsen arjo di desa ini belum dapat ditentukan karena masih menunggu proses penyelidikan. (lll/lll)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini