Hal ini dilakukan Risma guna memberi motivasi orang tua ABK untuk lebih sabar dalam mendidik anaknya, karena menurut Risma, ABK memiliki banyak kelebihan jika bisa diketahui.
"Saya pernah membaca sejarahnya Einstein saat kecil, oleh gurunya dia mau dikeluarkan karena tidak bisa dan tidak mengerti apa yang diajarkan," kata Risma mengawali ceritanya di Gedung Siola Jalan Tunjungan, Surabaya, Rabu (2/5/2018).
Namun yang membedakan, lanjut Risma, Einstein memiliki orang tua yang sangat menyayangi dan memahami kondisi anaknya. Menurutnya peran orang tua sangat penting karena bisa mendukung kesuksesan sang anak.
"Beruntung orang tuanya menyayangi dan mengerti. Sehingga Einstein tidak hanya membawa nama baik negaranya tapi juga dunia ini," ujar Risma.
Kendati ABK membutuhkan perhatian ekstra, Risma meminta para orang tua untuk tak letih dalam membimbing. Dia juga mengimbau mereka untuk tidak minder, karena setiap ABK memiliki kelebihan yang orang biasa tak punya.
"Ndak usah takut dan minder, karena pasti di balik kekurangannya ada kelebihannya. Tapi kita tidak tahu apa," tambahnya.
Wali kota yang menjabat selama dua periode ini menganggap banyaknya ABK di masa sekarang merupakan fenomena Tuhan. Kendati banyak orang yang menyalahkan hal ini karena fsktor makanan, Risma justru berani berkata, jika suatu saat anak-anak ini akan dibutuhkan.
"Orang menyalahkan karena makanan, tapi sebetulnya kita buktikan, suatu saat anak-anak ini pasti dibutuhkan karena mereka fokus di dalam pekerjaannya," lanjut Risma.
Dalam hal ini, Risma mencontohkan ada satu bidang yang membutuhkan anak-anak yang bisa fokus dan ahli pada satu bidang. Misalnya untuk merakit chip mobil mewah yang ukurannya kecil dengan rangkaian sebanyak 2000-3000. Menurut Risma hal ini hanya bisa dilakukan oleh orang-orang yang teliti dan memiliki tingkat fokus tinggi.
"Untuk merakit chip ini dibutuhkan orang yang teliti dan memiliki daya konsentrasi tinggi. Anak autis lah yang bisa menyelesaikan, kalau kita mana mampu," ujarnya.
Untuk itu, Risma berkali mengingatkan orang tua agar tidak sedih. Karena mereka memiliki anak-anak yang jenius. "Tidak perlu sedih, jangan kemudian anak yang jenius, jangan kemudian kita anggap tidak bisa apa-apa karena kita salah mendidiknya," tambah Risma.
Dibangunnya ruang bermain dan terapi bagi ABK yang dilengkapi dengan terapis, psikiater hingga psikolog, Risma percaya bahwa Tuhan punya rencana di balik menciptakan setiap anak.
"Jadi saya sangat percaya bahwa Tuhan menciptakan mahkluknya dengan rencana, tidak mungkin tanpa rencana. Hanya mungkin kita tidak bisa menangkap itu karena kita manusia biasa," ucapnya. (fat/fat)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini