Simulasi Gempa di Jember, Warga Berlarian Selamatkan Diri

Simulasi Gempa di Jember, Warga Berlarian Selamatkan Diri

Yakub Mulyono - detikNews
Kamis, 26 Apr 2018 14:58 WIB
Foto: Yakub Mulyono
Jember - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Jember menggelar simulasi penanganan bencana gempa bumi yang dipusatkan di pusat kota Jember. Fokusnya adalah agar masyarakat dapat menyelamatkan diri sendiri saat bencana melanda.

"Titik tekannya kemampuan melakukan evakuasi mandiri. Tidak melalui pertolongan," kata Kepala BPBD Kabupaten Jember Widi Prasetyo, Kamis (26/4/2018).

Simulasi yang digelar dalam rangka memperingati Hari Kesiapsiagaan Bencana tahun 2018 ini melibatkan sejumlah institusi dan elemen masyarakat.

"Ada 16 titik yang dilibatkan dalam simulasi evakuasi mandiri ini. Di antaranya, semua gedung yang ada di seputaran alun-alun Jember. Sementara yang di luar alun-alun, ada di beberapa sekolah. Jumlah partisipan sekitar 8 ribu," terang Widi.


Dalam simulasi itu digambarkan gempa mengguncang Jember, menyebabkan objek vital dan sejumlah gedung perkantoran di sekitaran alun-alun mengalami kerusakan.

Puluhan orang kemudian terlihat keluar dari gedung perkantoran. Mereka berlarian menyelamatkan diri.

Sejumlah korban luka juga tampak keluar dari gedung yang mulai roboh. "Tolong....tolong....," teriak salah seorang korban.

Simulasi Gempa di Jember, Warga Berlarian Selamatkan DiriFoto: Yakub Mulyono

BPBD Kabupaten Jember bersama dengan Badan SAR Nasional (Basarnas) Jember segera melakukan proses evakuasi korban dan penanganan akibat bencana gempa. PMI Jember, jajaran TNI dan Polres Jember serta tim relawan juga turun tangan untuk membantu penanganan bencana.

Mengenai urgensi diadakannya simulasi gempa ini, Widi mengatakan gempa bumi kerap terjadi di Indonesia, bahkan sebenarnya hampir tiap hari meski skalanya rendah. Tak terkecuali di Jember.

"Informasi yang kami terima dari BMKG (Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika) hampir tiap hari di Indonesia terjadi gempa, salah satunya di Jember. Sementara penduduk Jember mencapai sekitar 2,6 juta jiwa. Maka penting untuk melatih masyarakat bagaimana mereka bisa melakukan evakuasi mandiri jika sewaktu-waktu terjadi gempa," terang Widi kepada detikcom, Kamis (26/4/2018).


Widi juga mengaku ingin meniru masyarakat Jepang yang memiliki kemampuan untuk melakukan evakuasi mandiri, mengingat di negara itu sering terjadi gempa. Dengan begitu jumlah korban jiwa dapat diminimalisasi.

"Survei di Jepang menunjukkan orang Jepang selamat dari bencana karena kemampuan individu dalam menyelamatkan dirinya sendiri," tandas Widi.

Selain simulasi evakuasi mandiri dari bencana gempa bumi, simulasi ini juga ditujukan untuk melatih kesigapan masyarakat ketika terjadi bencana lain seperti banjir bandang dan tanah longsor.


Salah seorang peserta simulasi, Heru Budi Utomo mengaku senang bisa mengikuti simulasi ini karena ia jadi tahu bagaimana cara menyelamatkan diri ketika bencana gempa terjadi.

"Kita menjadi tahu apa saja yang harus kita lakukan ketika terjadi gempa. Kita kan nggak tahu kapan akan terjadi gempa," katanya.

Karyawan sebuah minimarket ini pun mengaku akan menularkan ilmu yang didapat dari simulasi ini kepada teman-temannya.

"Minimal mereka harus melindungi tubuhnya dengan apa waktu terjadi gempa. Takut pasti, tapi nggak boleh panik, seperti itu," pungkas Heru. (lll/lll)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya
Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.