Hal itu dikatakan Tito usai meninjau kerusakan sejumlah fasilitas di Pusdik Brimob Watukosek. Jendral bintang empat ini mengaku mengetahui keberadaan aktivitas galian C yang mengancam bangunan Pusdik Brimob.
"Saya monitor juga, ini perlu kerjasama. Karena adanya bukit-bukit yang ada galian C-nya segala macam ya," katanya kepada wartawan di lokasi, Senin (23/4/2018).
Persoalan ini, lanjut Tito, perlu dibicarakan dengan pemerintah daerah tempat menjamurnya galian C. "Nah, ini perlu dibicarakan dengan Pemda setempat, jangan terlalu mudah mengeluarkan izin," ujarnya.
Jika dibiarkan, tambah Tito, longsor akibat aktivitas di galian C bakal merusak fasilitas di dalam Pusdik Brimob Watukosek.
"Karena apa? Ini masalah lingkungan, bisa nanti pengaruhnya ke longsor dan lain-lain ya. Yang ke dua juga ini daerah latihan, kami harapkan pemerintah daerah juga bisa menjaga, mendukung kelestarian daerah latihan ini," terangnya.
Persoalan galian C ini bukan hal yang baru. Awal Januari 2017, petugas gabungan polisi, Dinas Lingkungan Hidup, Dinas Perizinan dan Satpol PP Kabupaten Mojokerto menghentikan paksa pertambangan sirtu di Desa Kunjorowesi, Ngoro. Pasalnya, pertambangan tersebut membuat asrama Pusdik Brimob Watukosek terancam longsor. (fat/fat)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini