6 Warga Banyuwangi Tewas Berturut-turut, Keluarga Duga karena Miras

6 Warga Banyuwangi Tewas Berturut-turut, Keluarga Duga karena Miras

Ardian Fanani - detikNews
Kamis, 19 Apr 2018 19:04 WIB
Pasian keracunan diduga karena miras oplosan di Banyuwangi. (Foto: Ardian Fanani/detikcom)
Banyuwangi - Enam warga dari sejumlah kecamatan di Banyuwangi meninggal dunia dalam seminggu terakhir. Belum diketahui secara pasti penyebabnya, tapi keluarga korban menduga kejadian itu terkait miras oplosan.

Data yang diterima detikcom, beberapa orang yang meninggal antara lain S (42), warga Glagah, mengembuskan nafas terakhirnya, Minggu (15/4). Kemudian AR (23), warga Jalan Raung Kelurahan Singotrunan Kecamatan Kota, meninggal Senin (16/4). Setelah itu disusul dengan HB (24) warga RT 01/ RW 02 Kelurahan Boyolangu Kecamatan Giri Selasa (17/4). Dan A (25) warga Jalan KH Wahid Hasyim 30 RT 02/ RW 02 Banyuwangi, meninggal, Rabu (18/4) dini hari sekitar pukul 01.00 WIB.

Sementara ada lagi S (44) warga Lingkungan Gaplek RT 02/ RW 01 Kelurahan Bakungan Kecamatan Glagah, yang dimakamkan Selasa (17/4), serta SH (35) , warga Kelurahan Temenggungan Kecamatan Kota, dimakamkan di pemakaman Lingkungan Kalilo, Rabu (18/4). Semua dirujuk ke RSUD Blambangan.


Salah satu keluarga korban, HB yang meninggal Selasa lalu, Sugeng Hariyadi mengaku sangat yakin anaknya tewas karena miras oplosan. Karena selain pengakuan anaknya yang sempat mengeluhkan sakit, juga karna mencium aroma alkohol dari mulut anaknya.

"Sepertinya yang diminum itu tidak sekadar arak. Tapi ada yang lain. Saya curiga ada kandungan lain," ujarnya kepada sejumlah wartawan, Kamis (19/4/2018).

Sementara itu, Kisyati, orang tua SH, yang meninggal di Kelurahan Temenggungan mengaku tidak banyak mengetahui kejadian persis yang menimpa anak sulungnya tersebut. ''Saya baru tahu setelah ada ramai-ramai di rumah teman Sofyan di Temenggungan. Katanya Sofyan tergeletak sudah tidak bernyawa lagi,'' papar Kisyati.

6 Warga Banyuwangi Tewas Berturut-turut, Keluarga Duga karena MirasFoto: Ardian Fanani/detikcom
Karena sudah meninggal, lanjut Kisyati, pihak keluarga keberatan untuk membawanya ke rumah sakit guna dilakukan visum terhadap jasad Sofyan.

"Tapi ketika ada teman anak saya yang bersedia membiayai visum, keluarga juga keberatan karena pada prinsipnya keluarga keberatan jasad Sofyan dibedah," kata Kisyati.

Sementara itu Direktur RSUD Blambangan Banyuwangi, dr Taufik Hidayat mengaku ada 10 pasien yang masuk pada bulan April ini diduga mengalami keracunan. Dari 10 pasien itu meninggal dunia di rumah sakit, perjalanan menuju rumah sakit dan instalasi gawat darurat (IGD). Namun dirinya tidak berani memastikan kematian 6 orang tersebut karena alkohol.

"Karena pembuktian itu harus diautopsi. Semua keluarga pasien yang meninggal itu menolak untuk diautopsi," tambahnya.


Taufik menambahkan, dirinya juga mendapatkan informasi beberapa pasien itu sehari atau dua hari sebelumnya sempat minum minuman beralkohol. Tapi kematian mereka semuanya bukan karena alkohol. "Ada yang jantung, paru-paru. Kami tidak berani menyimpulkan itu karena alkohol atau miras oplosan," tambahnya.

Saat ini, kata Taufik, masih ada 3 orang yang dirawat di RSUD Blambangan Banyuwangi. Sementara 1 orang sudah dikabarkan sehat dan diperbolehkan pulang.

Sementara itu, Kasat Reserse Kriminal Polres Banyuwangi, AKP Panji P Wijaya enggan berkomentar banyak terkait dengan kematian 6 orang tersebut. "Kan sudah dijelaskan oleh Direktur RSUD terkait insiden itu," ujarnya saat dihubungi detikcom via medsos. (trw/trw)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya
Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.