Di balik keindahan alamnya, jalur wisata Cangar-Pacet menyimpan potensi bahaya. Jalur alternatif Kota Batu-Kabupaten Mojokerto ini rawan kecelakaan akibat rem terbakar.
Keindahan alam di jalur Cangar-Pacet ini memang eksotis. Kanan kiri jalan aspal diwarnai hutan belantara. Sejuknya udara dan keindahan panorama pegunungan bakal memanjakan wisatawan yang melintas.
Selain menjadi jalur ke sejumlah destinasi wisata, jalur ini menjadi alternatif menuju ke Kota Batu. Pasalnya, jika melalui jalur ini, bakal menghemat sekitar 2 jam perjalanan jika dibandingkan melalui Pandaan, Pasuruan.
Terdapat sejumla h titik yang menjadi momok bagi para pengguna jalan karena menjadi lokasi rawan kecelakaan.Seperti turunan AMD di Pacet, Mojokerto. Turunan ini mempunyai kemiringan sekitar 45 derajat. Di turunan ini, sisi kirinya berupa tebing, sementara sisi kanan berupa jurang yang lumayan dalam.
Turunan di rest area Sendi, Pacet juga tak kalah mengerikan. Di lokasi ini juga kerap terjadi kecelakaan tunggal akibat rem blong. Tak hanya kendaraan roda 2, mobil wisatawan pun kerap celaka di titik ini.
Meski kemiringan di turunan ini tak securam jalur AMD, sisi kanan jalur berupa jurang. Sementara sisi kirinya berupa tebing.
Turunan dan tikungan tajam Gotekan, Pacet juga tak kalah mengerikan. Meski kemiringan turunan sekitar 30 derajat, kendaraan roda dua dan roda empat kerap mengalami rem blong di titik ini. Pasalnya, turunan yang panjang membuat sistem pengereman mudah terbakar. Tikungan tajam Gotekan yang berujung ke jurang sedalam 50 meter juga menjadi ancaman.
Fatalitas korban di Gotekan kini bisa dikurangi setelah dibangunnya jalur penyelamat. Para relawan juga memasang ratusan sak sekam untuk menahan benturan sekaligus mencegah kendaraan masuk ke jurang.
Agar selamat saat melintas di jalur ini, para pengendara diimbau sering berhenti untuk mendinginkan sistem pengereman. Menurut Kasi Pelayanan dan Penanggulangan Bencana PMI Kabupaten Mojokerto Didik Sudarsono, kendaraan yang melintas di jalur ini setidaknya harus berhenti 4 kali.
"Khususnya kendaraan matic, setiap kali berhenti minimal 10 menit supaya rem dingin," katanya kepada detikcom, Selasa (17/4/2018).
Imbauan serupa juga dicetuskan Kanit Laka Sat Lantas Polres Mojokerto Ipda Edy Widoyono. Menurut dia, dengan sering berhenti bakal mencegah sistem pengereman kendaraan terbakar.
"Untuk kendaraan non matic, gunakan selalu gigi satu di turunan curam jalur ini," tandasnya. (trw/trw)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini