"Seharusnya debat publik itu digelar di Kabupaten Probolinggo. Mengapa kok harus di Surabaya?," kata ketua tim sukses Puput Tantriana Sari-Ahmad Timbul Prihanjoko (Hati), Ahmad Rifa'i, saat jumpa Pers di Posko Pemenangan Hati di Jalan Raya Dringu Kabupaten Probolinggo, Sabtu (14/4/2018).
Selain itu secara demokrasi, kata Rifa'i, debat publik merupakan hal yang menjadi salah satu tahapan pilkada yang harus digelar oleh KPU. Dengan digelarnya di Surabaya maka secara politik sudah tidak bisa memberikan pendidikan secara utuh kepada masyakarat terutama kepada calon pemilih dari Probolinggo.
"Lebih baik debat berlokasi di tempat terbuka seperti halnya alun alun Kota Kraksaan. Maka secara otomatis masyarakat bisa melihat langsung atas penyelenggaraan pilkada tahun 2018 ini," kata Rifa'i.
Rifa'i juga mengatakan anggaran untuk pilkada ini memang sudah dianggarkan oleh Pemkab Probolinggo kurang lebih Rp 42 Milliar. "Dana itu dinilai sangat besar dalam pelaksanaan pesta rakyat dalam upaya menerima pilihan kepada daerahnya," lanjut Rifa'i.
Hal senada juga dikatakan tim sukses lainya, Suhud. Meski memprotes, namun Suhud tetap akan mengikuti proses debat publik pertama di Surabaya tersebut. "Kami tetap akan hadir dalam acara dapat publik tahap pertama tersebut dengan alasan demi menghormati dan menghargai putusan KPU," kata Suhud.
Sementara itu, Ketua KPU Kabupaten Probolinggo Ahmad Zubaidi mengatakan bahwa debat Pilbup Proboinggo fixed digelar di Surabaya. Pertimbangan lokasi, kata Zubaidi, telah disepakati semua stakeholders. Salah satu alasan atau pertimbangan debat digelar di Surabaya adalah masalah keamanan.
"Sesuai dengan rapat pleno, debat publik tetap akan di Surabaya. Sebelum-sebelumnya debat juga digelar di Surabaya," kata Zubaidi.
Untuk Pilbup Probolinggo sendiri diikuti dua pasangan calon yakni Puput Tantriana Sari-Ahmad Timbul Prihanjoko (Hati) yang diusung NasDem, PDIP, Golkar, PPP , Gerindra. Sedangkan Abdul Malik Haramain-Muhammad Muzzayan (MMC) diusung oleh PKB dan Demokrat. (iwd/iwd)