Pemkab Banyuwangi mengirimkan surat kepada PVMBG, untuk meminta tim khusus datang ke Banyuwangi untuk mengkaji peristiwa alam tersebut. Hal tersebut dilakukan karena Banyuwangi masih belum memiliki tim ahli terkait geologi.
"Tim akan datang minggu depan dan nanti hasil dari kajian tersebut bisa digunakan untuk mengambil kebijakan terkait longsor yang mengakibatkan pendangkalan di Kali Badeng," kata Eka Muharram, Kepala Bidang KedaruratanBadan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Banyuwangi kepada detikcom, Jumat (13/4/2018).
Menurut Eka, longsor yang terjadi di Gunung Pendil disebabkan karena ada gerakan tanah yang terjadi di lahan hutan. Diperkirakan tanah yang longsor mencapai seluas 100 meter persegi di area hutan lindung dengan kemiringan 45 derajat.
Lokasi longsor berada di 3 kilometer setelah tempat wisata air terjun Telunjuk Raung, yang masuk wilayah Desa Sumberarum, Kecamatan Songgon berbatasan dengan Kabupaten Bondowoso.
"Pohon-pohon berdiameter lebih dari 1 meter turut ambrol terkena longsor dan masuk ke wilayah aliran sungai. Ini yang menyebabkan Kali Badeng mengalami pendangkalan dan airnya keruh karena membawa material longsoran seperti batu dan pasir," jelasnya.
Dampak dari pendangkalan sungai tersebut ada ratusan petani sayur Seladah air yang ada di wilayah aliran sungai itu mengalami kerugian. Akibatnya stok sayur Selada berkurang termasuk Selada yang dikirim ke Bali.
Selain itu, jumlah pengunjung tempat wisata Kali Bandeng di Kecamatan Songgon juga menurun drastis karena mereka mengandalkan olahraga rafting dan tubing yang membutuhkan air sungai yang deras dan dalam. "Hampir sebagian batu-batu besar tertutup oleh pasir, sehingga wisatawan yang datang untuk rafting berkurang," jelas Eka.
Pendangkalan tidak hanya terjadi pada sungai di Kecamatan Songgon, aliran Sungai Bati yang mengalir di beberapa kecamatan di Banyuwangi juga mengalami surut. Salah satunya di Kecamatan Singojuruh.
Sanusi, warga di Desa Cantuk Kecamatan Singojuruh mengaku sejak air Kali Badeng keruh, hasil panen padinya menurun drastis. Jika biasanya seperempat hektar menghasilkan 10 karung, Ashadi hanya mendapatkan satu karung.
"Saya juga tidak tahu penyebabnya mengapa airnya keruh. Saya mengairi sawah ya pakai air sungai ini," jelasnya.
Menurut Sanusi, awalnya sungai Kali Badeng yang melewati desanya sedalam satu meter namun sekarang tinggal setinggi betis orang dewasa. Hal tersebut juga dimanfaatkan oleh anak anak untuk bermain sepeda di tengah sungai. (iwd/iwd)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini