Sungai Ini Dulu Terbersih se-Banyuwangi, Sekarang Begini Kondisinya

Sungai Ini Dulu Terbersih se-Banyuwangi, Sekarang Begini Kondisinya

Ardian Fanani - detikNews
Jumat, 13 Apr 2018 12:19 WIB
Sungai Bati atau Kali Badeng keruh pasca longsor/Foto: Ardian Fanani
Banyuwangi - Sungai Bati atau sering disebut Kali Badeng, Banyuwangi, mengalami pendangkalan 6 bulan. Tak hanya pendangkalan, air sungai yang dinobatkan sungai terbersih di Banyuwangi ini, berwarna coklat keruh. Sungai itu tak bisa lagi digunakan wisata maupun air bersih untuk warga.

Puluhan hektare sawah dan tanaman seladah rusak. Tak hanya itu, sejumlah destinasi wisata rafting dan tubing di daerah tersebut tak beroperasi, lantaran airnya keruh kecoklatan.

"Sudah 6 bulan ini rusak parah. Air keruh dan tak bisa untuk wisata. Ada dua destinasi wisata air di sini. Karo Adventures dan X Badeng. Sudah 6 bulan ini sudah tidak beroperasi," kata Ali Nurfathoni, Kepala Desa Sumberarum, kepada detikcom, Jumat (13/4/2018).

Menurut Ali, pendangkalan dan keruhnya air sungai Bate ini, disebabkan adanya longsoran di Gunung Pedil yang bersebelahan dengan Gunung Raung berbatasan dengan Kabupaten Bondowoso. Longsoran tersebut mengarah ke daerah aliran sungai. Sehingga beberapa dam yang berada di bagian hulu di Desa Sumberarum mengalami sedimentasi yang cukup tebal.

"Yang longsor adalah Gunung pendil dekat dengan Gunung Raung. Sebenarnya perbatasan dengan Bondowoso namun arah longsorannya ke Banyuwangi dan yang terdampak adalah daerah aliran sungai Bati atau Kali Badeng," tambahnya.

Sungai Bati atau Kali Badeng keruh pasca longsor/Sungai Bati atau Kali Badeng keruh pasca longsor/ Foto: Ardian Fanani


Kepala Dinas Pekerjaan Umum (PU) Pengairan Kabupaten Banyuwangi, Guntur Priambodo mengaku
selain ada beberapa titik pintu air besar yang jebol karena longsoran menyebabkan air tumpah dan material pasir serta batu banyak masuk sungai. Sehingga mengurangi debit air dan menyebabkan pendangkalan.

"Jika kapasitas air yang biasanya 2 meter kubik menjadi 1,2 meter kubik. Sehingga air irigasi yang digunakan petani untuk mengairi sawah tidak maksimal," ujarnya.

"Saya kira airnya tidak ada pengaruhnya dengan pertanian hanya saja air ini tidak bisa digunakan untuk mandi," tambahnya.

Salah satu dam yang terdampak adalah Dam Tenggoro yang telah dikeruk pada tahun 2017 lalu. Normalnya, pengerukan dam dilakukan 5 tahun sekali, namun karena longsoran tersebut, pengerukan harus segera dilakukan. Saat ini ada lima dam yang terdampak. Sementara untuk pengerukan satu dam membutuhkan anggaran rata-rata 200 juta rupiah.

"Kalau ada lima dam maka membutuhkan dana sekitar Rp 1 miliar dan tahun ini belum ada anggaran pengerukan. Sebenarnya bisa menggunakan PAK sehingga pada musim tanam pertama tahun 2019 ini hasil pertanian bisa optimal kembali," jelas Guntur. (fat/fat)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya
Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.