Yuk, Awali Aktivitas Pagi dengan Kopi Arabika Ijen-Raung

Yuk, Awali Aktivitas Pagi dengan Kopi Arabika Ijen-Raung

Chuk S. Widarsha - detikNews
Selasa, 10 Apr 2018 07:57 WIB
Foto: Chuk S. Widarsha
Bondowoso - Memulai aktivitas di pagi hari rasanya kurang afdol tanpa ditemani secangkir kopi. Salah satu kopi yang pas untuk dicoba pagi ini adalah kopi arabika Java Ijen-Raung dari Bondowoso.

Dibandingkan kopi yang dihasilkan daerah lain di Indonesia, kopi arabika Java Ijen-Raung memiliki ciri khas rasa berbeda, yaitu perpaduan antara sensasi pedas (spicy) dengan sedikit aroma jahe, dan agak asam.

"Inilah yang menjadi ciri khas kopi arabica dari dataran tinggi Ijen dan Raung. Dan ini sudah diakui para pencinta dan penikmat kopi seluruh dunia," kata Nurus Sirri, seorang pencinta kopi di Bondowoso, saat berbincang dengan detikcom, Selasa (10/4/2018).

Menurut pria yang juga pengelola kafe khusus kopi ini, ada beragam metode seduh untuk menikmati kopi arabika Java Ijen Raung. Di antaranya tubruk, saring (dripping), maupun espresso. Semua metode itu menghasilkan cita rasa yang berbeda-beda, sesuai dengan selera.

"Dengan metode seduh dripping V Sixty, misalnya, aroma kopi akan terasa makin lekat di lidah. Cara minum kopi pun yang paling baik memang tanpa gula. Tapi, itupun tergantung selera juga," terang Sirri.

Awali Aktivitas Pagi dengan Kopi Arabica Ijen-Raung Foto: Chuk S. Widarsha

Selain arabica specialty coffee, kopi luwak juga menjadi andalan Bondowoso. Diakui Sirri, kopi ini tergolong mahal karena harga bijinya mencapai Rp 1,5-2 juta/kg. Numun begitu, sudah diakui oleh banyak orang jika jenis kopi yang satu ini tergolong yang paling istimewa dari segi rasa maupun harga.

"Untuk kopi luwak, di sini saja harganya memang mencapai sekitar 100 ribu percangkir. Karena harga biji kopinya memang mahal. Di kota-kota besar bisa lebih mahal lagi," tandas Sirri.

Tentang cita rasa, jenis kopi luwak memang tak perlu diragukan lagi. Hal itu karena proses fermentasi biji kopinya terjadi secara alami, yaitu melalui saluran pencernaan luwak sehingga menghasilkan biji kopi yang juga alami, namun bercita rasa tinggi.

Kendati demikian, Sirri menambahkan, kopi ini memang relatif jarang ditemui karena untuk mendapatkannya memang tak gampang. Para petani harus mencari kotoran luwak tersebut di sela lahan kopi mereka. Namun belakangan sejumlah petani sudah mulai membudidaya luwak.

Seiring dengan meningkatnya tren minum kopi, di kota Bondowoso pun saat ini mulai menjamur kedai khusus kopi. Dari pantauan detikcom, sedikitnya ada 60 kedai yang secara khusus hanya menjual minuman berbahan biji, yang konon ditemukan pertama oleh bangsa Ethiopia 1000 tahun sebelum Masehi ini.

Kedai-kedai itu semula memang hanya berupa warung kopi biasa. Namun sejak dideklarasikannya Bondowoso sebagai Republik Kopi pada Mei 2016 silam, warung-warung itu pun meng-upgrade dirinya menjadi kedai khusus kopi.

Awali Aktivitas Pagi dengan Kopi Arabica Ijen-Raung Foto: Chuk S. Widarsha
(lll/lll)
Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.