Dalam kompetisi bertajuk Festival Kopi Nusantara 2917 itu para barista beradu kemampuan dalam meracik kemudian menyajikan kopi.
Ada beberapa kriteria yang ditetapkan panitia. Yakni, proses sangrai kopi (roasting), menggiling biji kopi yang sudah matang dan menyeduhnya (brewing), meracik kopi hingga berbentuk sajian. Mereka beradu ketangkasan dalam menciptakan cita rasa kopi terbaik.
"Festival ini digelar bertujuan untuk memberi pemahaman pada masyarakat bahwa jika diproses dan diolah dengan benar, maka kopi menghasilkan sajian yang luar biasa baik," kata Kepala Dinas Pertanian Bondowoso Munandar saat ditemui detikcom di sela acara, Sabtu (26/8/2017).
Bukan itu saja, kata dia, secara ekonomi kopi merupakan komoditas bernilai tinggi. Apalagi, Indonesia merupakan penghasil kopi nomor 4 terbesar di dunia. Setelah Kolombia, Vietnam, dan Brasil.
"Ini juga untuk memberi stimulan agar masyarakat, khususnya Bondowoso yang secara geografis memiliki daerah yang cocok untuk tanaman kopi," imbuh Munandar.
Selain berasal dari lokal Bondowoso, dalam kompetisi yang digelar kali kedua itu mereka juga berasal dari luar daerah. Antara lain, Toraja, Bandung, Temanggung, Banjarnegara, Sumba NTT, dan daerah lain.
Selama dua hari, Jum'at dan Sabtu (25-26/8/2017) saling beradu kemampuan dalam mengolah kopi, mulai dari masih berupa biji mentah hinggi berbentuk sajian yang telah siap dinikmati.
"Saya memang sudah lama menunggu event ini. Kopi yang saya sajikan di kompetisi ini mudah-mudahan masuk di hati para juri, lalu menang," tutur Yuniar, sorang barista asal Yogyakarta. (iwd/iwd)