Dihadapan Ratusan mahasiswa, Kapolrestabes Surabaya Kombes Pol Rudi Setiawan yang diundang menjadi narasumber acara 'Hoax Buster' di kampus Universitas Petra Surabaya, menyampaikan, jika mahasiswa harus cerdas mengunakan media sosial. Tidak hanya asal menerima berita lalu men-share.
"Kita harus cerdas dan bijaksana. Di satu sisi informasi memenuhi kebutuhan kita dan di satu sisi yang lain ancaman buat kita. Jempolmu Harimaumu, bisa ketahuan yang share siapa. Jangan dikembangkan seperti itu," kata Rudi, Jumat (6/4/2018).
Rudi juga menyarakan sebelum menyebarkan informasi yang didapat, harus terlebih dahulu melakukan cek dan ricek tentang kebenaran informasi tersebut. Apakah sumbernya jelas atau tidak. Selain itu rekam jejaknya juga harus jadi pertimbangan sebelum mengirim atau memposting di media sosial.
![]() |
"Jangan mudah kalau menerima berita, dikroscek dulu. Jadilah generasi anti hoax. Lihat beritanya tentang apa, dikroscek. Di internet itu sudah ada jejaknya. Kalau main hoax terdeteksi. Jangan dikira tidak bisa kita lacak," tegas Rudi.
Untuk menangkalnya, Rudi menyampaikan jika Polrestabes telah memiliki cyber patrol yang fungsinya untuk menjaring akun-akun menyebar berita hoax. Dengan begitu postingan yang mengandung ujaran kebencian dan SARA akan terekam jejaknya.
"Kita juga berkoordinasi dengan beberapa ahli yaitu ahli bahasa dan ahli komunikasi dalam mengidentifikasi seseorang, apakah bahasa yang digunakan dalam postingan tersebut mengandung unsur hoax dan ujaran kebencian atau tidak. Lantaran pelaku yang menyebarkan berita hoaxdapat dijerat dengan Undang-undang ITE. Permasalahan hukum, akibatnya harus di pertanggung jawabkan," ungkapnya.
Selain memberikan materi cerdas mengelola dan meneruskan informasi, Rudi mengajak para mahasiswa Universitas Petra Surabaya untuk mendeklarasikan anti hoax dengan membukukan tanda tangan sebagai bukti dukungan konkrit melawan hoax. (bdh/bdh)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini