Listrik Mati Akibat Badai, Sekolah Ini Sewa Genset untuk UNBK

Listrik Mati Akibat Badai, Sekolah Ini Sewa Genset untuk UNBK

Erliana Riady - detikNews
Senin, 02 Apr 2018 12:47 WIB
Dua genset yang disewa SMKN Nglegok (Foto: Erliana Riady)
Blitar - SMKN Nglegok Kabupaten Blitar terpaksa menyewa dua genset untuk pelaksaan UNBK. Itu harus dilakukan karena usai diterjang angin kencang Sabtu (31/3) lalu, jaringan listrik di wilayah itu masih mati total.

Angin kencang yang menerjang Kecamatan Nglegok mengakibatkan lima tiang listrik roboh. PLN Rayon Blitar masih melakukan perbaikan sehingga listrik harus dipadamkan sampai perbaikan itu selesai.

"Iya kami sewa dua genset hari ini. Satu genset khusus untuk memasok listrik laboratorium komputer yang digunakan ujian siswa. Satu genset lagi digunakan untuk memasok listrik ruangan kantor di sekolah," kata Kepala SMKN 1 Nglegok, Heru Mursanyoto pada wartawan, Senin (2/4/2018).


Heru mengaku, sebenarnya persiapan UNBK di sekolahnya sudah sampai 100%. Namun datangnya musibah angin kencang membuatnya berpikir cepat agar pelaksanaan UNBK tidak terhambat.

"Untungnya musibah datangnya hari Sabtu jadi kami masih punya waktu hari Minggunya untuk mempersiapkan hari ini. Saya tanya ke PLN, mereka bilang tidak memungkinkan listriknya nyala hari Senin karena memang kerusakan jaringan sangat parah," imbuhnya.

Akhirnya Heru mengambil langkah cepat dengan mencari persewaan genzet. Lalu Minggu (1/4) pihak sekolah sudah melakukan ujicoba jaringan listrik menggunakan genset untuk ujian. Termasuk menguji coba jaringan internet yang ikut mati akibat terjangan angin kencang.


"Alhamdulillah hari ini pelaksanaan UNBK lancar, malah internetnya jauh lebih cepat," aku Heri sambil menelangkupkan kedua telapak tangannya ke wajah.

Bagaimana tidak bersyukur, sebanyak 575 siswa SMKN Nglegok menggantungkan hasil akhir dari UNBK hari ini. Ada 7 server dan 210 perangkat komputer yang akan digunakan siswa SMKN Nglegok untuk melaksanakan UNBK hari pertama. Hari ini mereka mengerjakan ujian dengan materi pelajaran Bahasa Indonesia.

Karena jumlah komputer yang terbatas, pelaksanaan ujian dibagi menjadi tiga sesi dalam sehari. Tiap kelas berisi 27 sampai 30 siswa. (iwd/iwd)
Berita Terkait